Fotografi Guna Mengkomunikasikan Museum pada Masyarakat

0
359

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM) memanfaatkan gelaran Museums Go to Campus (MGtC) yang dihelat di Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang untuk berbagi pengetahuan. Direktorat PCBM menggelar Workshop Fotografi dengan Smartphone pada hari Selasa, 27 Agustus 2019. Narasumber pada kesempatan ini adalah Feri Latief yang merupakan fotografer freelance National Geografic.
Dra. Dedah Rufaedah Sri Handari, M.M selaku Kasubdit Permuseuman PCBM dalam sambutannya mengungkapkan tujuan diadakannya workshop ini karena melihat kenyataan bahwa museum belum banyak mengkomunikasikan museum pada masyarakat. “Peran mengkomunikasikan ini penting bagi masyarakat, publikasi berperan memperkenalkan museum pada masyarakat”, jelasnya.
Melalui koleksi yang ada di museum dan pameran ini bisa jadi objek untuk disebarluaskan pada masyarakat. Melalui teknologi, museum bisa mendekatkan diri dengan masyarakat khususnya generasi milenial. Salah satu yang digemari generasi milenial adalah dengan menggunakan smartphone, sehingga perlu ditempuh langkah meningkatkan kapasitas demi menguasai keinginan masyarakat, khususnya generasi milenial.
Dr. Nurhayati, M.Hum. selaku Dekan FIB Undip Semarang dalam sambutannya mengungkapkan bahwa, “Di jaman ini ada medsos yang harus digunakan degan arif dan bijaksana, salah satunya mempromosikan museum”.
“Foto menjadi daya tarik tersendiri, semoga semua yang hadir memberi kontribusi positif permuseuman Indonesia”, lanjutnya.
Dalam materi yang disampaikan oleh narasumber mengenai pentingnya foto bagi kepentingan jurnalistik dan saat ini teknologi sangat pesat dalam mendukung penyebaran informasi. Media massa membutuhkan berbagai informasi yang cepat dan akurat. Dengan teknologi smartphone yang begitu berkembang saat ini, semua orang bisa membuat cerita dari foto memanfaatkan smartphone.
“Smartphone bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan museum pada masyarakat khususnya generasi milenial yang begitu menggandrungi teknologi. Mereka menggunakannya untuk berfoto dan menyebarkannya melalui media sosial”, jelasnya diawal.
Melalui foto dengan memanfaatkan teknologi smartphone, bisa bercerita tentang berbagai hal, misalnya tentang museum dan koleksinya. Diperlukan kreatifitas untuk memberikan informasi yang menarik pada masyarakat, melalui foto memanfaatkan smartphone adalah suatu jawaban, jelas Feri.
Feri memberi penjelasan teori pengambilan gambar dengan menggunakan smartphone, komposisi gambar, pencahayaan, bagaimana agar foto dapat menarik dan mampu bercerita. Terjadi diskusi sehingga materi menjadi hidup dan memberi pencerahan bagi peserta. Setelah memberi teori, peserta diajak mempraktekkan materi yang telah diberikan.
Dengan teknologi smartphone, diharap mampu menciptakan terobosan baru bagi pengenalan museum pada masyarakat, khususnya generasi milenial. Generasi milenial yang akan melanjutkan pelestarian cagar budaya peninggalan masa lalu dan guna memperkenalkannya, teknologi merupakan salah satu jawabannya. (Wiwit Hermanto)