Film merupakan salah satu sarana untuk memberikan pembelajaran bagi siswa, melalui film yang menceritakan tentang sebuah pengetahuan, pembelajaran makin mudah tersampaikan. Film tentang Sangiran menjadi salah satu sarana memberikan pembelajaran bagi siswa. Hal ini dilakukan dalam berbagai kegiatan pembelajaran, melalui film, materi tentang kebesaran Sangiran di masa lalu, dapat dikisahkan dengan menarik.
Belajar melalui sebuah film tentang Sangiran diikuti oleh Sekolah Menengah Atas (SMA) Dian Didaktika-Kota Depok pada hari Kamis, 2 Februari 2023. Kunjungan ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan membawa mereka belajar melalui sebuah film berjudul, “Sangiran untuk Dunia”. Film ini dipilih untuk memberikan pengetahuan kepada 150 siswa dan 16 guru pendamping, sebuah film yang cocok untuk siswa tingkat SMA.
Film berjudul Sangiran untuk Dunia menjelaskan tentang Situs dan Museum Sangiran. Situs Sangiran diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh Unesco karena mampu memberikan sumbangsih akan penjelasan terkait misteri kehidupan manusia purba sejak 1,5 juta tahun yang lalu. Keistimewaan Situs Sangiran sehingga diakui dunia, manusia purba jenis Homo erectus dan berhasil menciptakan budaya, lapisan-lapisan dan hewan-hewan purba.
“Terima kasih telah memberi kami kesempatan untuk berkunjung, terima kasih atas sambutannya, kunjungan kami kemari adalah untuk belajar tentang praaksara, belajar langsung dari situs yang memberi kontribusi terbesar dalam kisah Homo erectus”, seru Bayu Priyanto, S.Pd, salah seorang guru pendamping.
Perkembangan pengetahuan tentang kehidupan manusia purba diharap mampu diserap oleh para siswa melalui kunjungan ini. Ruslan, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Dian Didaktika-Kota Depok dalam surat resminya menjelaskan bahwa, “Tujuan kunjungan ini dalam rangka mengenal dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang situs manusia purba yang ada di Indonesia”.
Untuk mencapai tujuan tersebut rombongan SMA Dian Didaktika-Kota Depok diajak menyaksikan bukti-bukti kehidupan manusia purba yang berhasil menciptakan budaya beserta hewan purba yang terekam dalam lapisan tanah purba di Situs Sangiran. Kesemuanya dapat disaksikan melalui museumnya. Kunjungan ini membuat Bayu teringat saat pertama kali berkunjung kemari dan pengalaman itu dibagikan kepada para siswa. “Pertama kali saya datang kemari tahun 2001, saat itu masih mahasiswa, kami berkesempatan ke lapangan dan menyaksikan bukti-bukti masa lalu”, ungkapnya.
Pembelajaran bagi siswa perlu diperhatikan secara serius, film sebagai sarana membuat pembelajaran menarik. SMA Dian Didaktika-Kota Depok telah merasakan manfaat dari hal tersebut guna peningkatan wawasan serta pengetahuan tentang situs manusia purba. (Wiwit Hermanto)