Buku merupakan salah satu sumber pengetahuan yang abadi, sebagai sebuah kumpulan pemikiran dari sang penulis. Buku tentang Sangiran menjadi tidak saja sebagai sumber pengetahuan tetapi juga sebagai media menyebarkan informasi pada publik.
Buku menjadi bagian dari sebuah oleh-oleh berharga yang didapat rombongan mahasiswa dan dosen Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) saat berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan pada Jumat 12 April 2019. Setelah mendapat pejelasan melalui diskusi dan film tentang Sangiran, rombongan juga mendapat oleh-oleh berupa buku yang merupakan hasil karya para penulis muda dari BPSMP Sangiran.
Buku yang diberikan sebagai oleh-oleh ini berjudul “Mengenal Situs Manusia Purba Sangiran” dan “Mengenal Situs Semedo”. Selain memberikan penjelasan tentang Situs Sangiran, dijelaskan juga tentang Situs Semedo yang berada di Tegal yang merupakan situs manusia purba juga. “Kedua buku ini semoga membuka wawasan dan menambah pengetahuan adik-adik dalam memahami keberadaan situs manusia purba”, jelas Iwan Setiawan Bimas, S.S. selaku Kasi Pemanfaatan BPSMP Sangiran.
Lebih lanjut Iwan memberikan penjelasan bahwa buku berjudul “Mengenal Situs Manusia Purba Sangiran” merupakan buku yang dipadu dengan teknologi Augmented Reality (AR). Untuk mengakses aplikasi AR ini, dapat mengunduh di Play Store dengan mengetik “Sangiran AR”. Dengan teknologi AR ini akan lebih menarik dalam mempelajari buku ini.
“Buku ini telah diberi teknologi AR, untuk mendapatkan kemudahan itu, dapat mendowload di play store. Setelah itu, selamat menikmati kemudahan yang diberikan, akan menarik” ungkap Iwan sambil memberi contoh pada rombongan.
Teknologi AR yang ada pada buku “Mengenal Situs Manusia Purba Sangiran”menjadi bagian dari cara mendekatkan diri pada generasi milenial yang gemar dan tergantung dengan teknologi. Dengan teknologi AR akan menarik minat baca mereka sehingga mampu menangkap sebuah pengetahuan berharga tentang sebuah kebesaran yang tertinggal di Bumi Sangiran.
Melalui buku dan teknologi, dapat mendekatkan diri dengan generasi milenial yang menjadi penerus perjuangan bangsa. Sebuah cara mendekatkan generasi milenial dengan peninggalan masa lalu dan itu dilakukan melalui buku tentang Sangiran. (Wiwit Hermanto)