Bioskop Keliling (Bioling) merupakan salah satu kegiatan BPSMP Sangiran melalui Seksi Pemanfaatan yang bertujuan memberikan informasi bagi masyarakat melalui pemutaran film. Untuk melaksanakan Bioling, diperlukan koordinasi dengan pihak terkait agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Untuk itu, pada hari Senin, 11 Maret 2019, dilakukan koordinasi dengan perangkat desa, calon lokasi pemutaran Bioling.
Calon tempat pemutaran ini, direncanakan di Desa Sumomorodukuh, Plupuh, Sragen dengan koordinasi dengan Kepala Desa Sumomorodukuh, Sri Wiyana. Di awal koordinasi ini, Wiyana mengungkapkan bahwa warganya sangat miskin informasi tentang Situs Sangiran, untuk itu perlu kiranya dilakukan penyampaian informasi tentang Sangiran. “Warga saya kurang informasi tentang Sangiran walaupun kami masuk dalam Situs Sangiran. Untuk itu perlu kiranya masyarakat diberikan informasi sehingga memahami apa tujuan adanya situs ini, bagaiamana peran masyarakat, apakah persepsi masyarakat selama ini benar atau tidak, dan berbagai informasi lainnya.Untuk itu, saya selaku Kepala Desa Sumomorodukuh sangat mendukung rencana sosialisasi melalui pemutaran Bioling ini”, serunya.
Desa Sumomorodukuh merupakan salah satu desa yang berada di Situs Sangiran sehingga perlu informasi tentang segala hal berkait dengan kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan pelestarian Situs Sangiran. “Saya mendukung segala hal yang positif bagi kemajuan masyarakat saya, masyarakat masih banyak yang belum paham akan makna penting Sangiran sehingga masih terpengaruh berbagai informasi yang simpang siur terkait Situs Sangiran. Setelah penemuan fosil gading gajah di dekat sini, masyarakat mulai sedikit demi sedikit mengetahui tentang pentingnya desa mereka bagi Situs Sangiran. Beberapa kali masyarakat berinteraksi dengan pihak BPSMP Sangiran terkait teuan-temuan fosil disini”, seru Wiyana.
Untuk itu, dirasa sangat tepat memutarkan Bioling di Desa Sumomorodukuh guna memberi informasi dan pemahaman bagi masyarakat. Dalam koordinasi ini, Wiyana menyampaikan berbagai informasi dan masukan bagi pelaksanaan Bioling. “Perlu keterlibatan masyarakat terutama dari Perangkat Desa dan Tokoh Masyarakat dalam pemutaran Bioling sehingga setelah ini masyarakat diberikan pemahaman oleh Perangkat Desa dan tokoh masyarakat yang menonton. Informasi tidak hanya berhenti disaat film diputar tetapi juga tersebar ke masyarakat luas, soal waktu yang tepat akan saya koordinasikan dengan staf saya”,ungkapnya.
Penyampaian informasi tentang Sangiran kepada masyarakat Desa Sumomorodukuh melalui Bioling menjadi suatu bagian tak terpisahkan dalam upaya pelestarian Situs Sangiran. “Informasi ini lebih mudah dipahami masyarakat melalui film”, ungkap Wiyana sebagai kesimpulan diskusi dalam koordinasi. (Wiwit Hermanto)