Berbagi Buku Dengan Mahasiswa Unnes

0
388

Melalui buku, BPSMP Sangiran berbagi ilmu pengetahuan serta gagasan, ide, pemikiran, dan juga mempublikasikan kebesaran Sangiran. Rabu, 12 Februari 2020 rombongan mahasiswa Unnes (Universitas Negeri Semarang) berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan sebagai salah satu obyek Kuliah Kerja Lapangan (KKL).

Pada kesempatan ini, rombongan selain menyaksikan kebesaran Sangiran yang menggambarkan kehidupan manusia purba beserta segala tinggalannya, juga mendapat beberapa buah buku sebagai referensi bagi perpustakaan. Di museum rombongan dapat menyaksikan berbagai bukti tinggalan masa lalu sebagai guratan bukti kisah masa lalu. Kisah masa lalu yang menjadi subyek penting mereka sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Sejarah.

“Ini merupakan kunjungan awal kami sebelum ke Bali. Di sana kami akan berkunjung ke delapan obyek yang akan dibagi dalam 8 kajian”, jelas Aditya Ajeng Swastama yang biasa dipanggil Tama.

Buku-buku yang dibagikan pada rombongan merupakan hasil-hasil penelitianyang telah dilakukan untuk memperkaya pengetahuan. Katalog Homo erectus, Jurnal Sangiran No 8 Tahun 2019, dan Buku Pengetahuan Situs Patiayam merupakan buku yang akan segera melengkapi perpustakaan jurusan. Buku yang menjadi sarana untuk referensi bagi akademisi sekaligus sebagai upaya BPSMP Sangiran menyebarluaskan informasi dan pengetahuan.

Terpisah, Iwan Setiawan Bimas, S.S. selaku Kasi Pemanfaatan mengungkapkan bahwa, “Buku yang kami terbitkan dibagikan bagi masyarakat dan gratis, itu untuk menyebarkan informasi pada masyarakat yang merupakan salah satu tugas kami”.

Sebuah tugas yang terasa lebih ringan, melalui buku semakin banyak orang yang memperoleh informasi sekaligus sebagai referensi dalam penelitian dan pembelajaran. Seperti yang didapatkan rombongan Unnes jurusan Ilmu Sejarah, mendapatkan dua keuntungan sekaligus dalam kunjungannya ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan.

“Rombongan kami berjumlah 345 mahasiswa semester 2 dan semester 4 yang kemari mencari pengetahuan dan kami mendapat bukan saja bukti-bukti dari museum tapi juga mendapat buku untuk perpustakaan kami”, ujar Tama.

Salah satu buku berjudul Katalog Homo erectus, ditanamkan sebuah teknologi Augmented Reality (AR). Teknologi yang akan mempermudah pembelajaran pada mahasiswa karena dilengkapi teknologi yang mereka gandrungi. “Terima kasih atas buku-bukunya”, pungkas Tama.

Sebuah tugas yang dipermudah dengan campur tangan teknologi yang memang digandrungi generasi muda. Semua ini demi kemajuan kebudayaan, berbagi buku tentang masa lalu untuk berbuat yang terbaik dimasa depan. (Wiwit Hermanto)