Tipe ini lebih maju dlbandingkan dengan tipe arkaik dan merupakan bagian terbanyak dari populasi Homo erectus di Indonesia. Sebagian besar ditemukan di Sangiran dan sebagian lagi tersebar di Trinil (Ngawi), Kedungbrubus (Madiun), Patiayam (Kudus), dan Semedo (Tegal). Konstruksl tengkoraknya lebih ramping walaupun dahi masih landai dan bentuk muka agak tonggos. Volume otak mereka sekitar Sangiran 17 (S17) adalah tengkorak Homo erectus yang ditemukan oleh Towikromo, seorang warga Dusun Pucung pada tahun 1969, Tengkorak Inl relatif utuh, iengkap dengan rahang baglan atas dan 5 buah gigi yang masih tertanam di dalam rahang, Dari S17 inllah wajah Homo erectus tepat direkonstruksi.
Sangiran 2 (S2) adalah wakil temuan tengkorak perempuan. Struktur fisik tengkorak relatif halus karena insersi otot pada tengkorak tldak berkembang dan bentuk tengkorak Sangiran 2 memiliki bangun tengkorak yang lebih ramping dlbandingkan dengan tengkorak individu laki-laki.
Tengkorak Grogolan Wetan terdiri dari komponen atap tengkorak. Atap tengkorak menunjukkan bentuk kontur kranial dengan penyempitan secara signifikan pada bagian pasca orbit dan membundar pada bagian belakang. Dia merupakan individu dewasa perempuan yang hidup pada masa antara 700.000-500.000 tahun yang lalu.
Sumber: Museum Manusia Purba Klaster Bukuran