Jawa, dan program pemetaan yang diselenggarakan oleh Jawatan Geologi Hindia Belanda mulai tahun 1928, adalah “rahim subur” bagi disertasi doktoral JLC van Es (diterbitkan dengan judul the Age of Pithecanthropus). Tulisan itu memuat hasil penelitian van Es atas lapisan tanah di 13 wilayah di Pulau Jawa, sembilan di antaranya dilengkapi peta geologis. Mereka adalah: Baribis, Patiayam, Sangiran, Kaliuter, Baringinan, Lembah Sungai Bengawan Solo antara Gesi dan Ngawi (Trinil), batas selatan Pegunungan Kendeng antara Ngawi dan Rejuno, sekitaran Gunung Pandan, dan bagian Pegunungan Kendeng di sebelah utara Jombang.
Pencatatan karakter lapisan tanah purba dan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya memungkinkan van Es untuk menyusun biostratigrafi, yakni telaah ilmiah untuk menentukan umur lapisan tanah dan batuan menggunakan fosil yang terkandung di dalamnya. Biostratigrafi sangat berguna dalam menyelidiki lingkungan purba. Melalui pemetaan geologis untuk mengetahui usia kepurbaan lapisan tanah inilah, van Es dapat menunjukkan pertanggalan relatif fosil Manusia Jawa temuan Dubois. Ia menyimpulkan bahwa Pithecanthropus erectus hidup sezaman dengan fauna Trinil atau berasal dari Kala Plestosen Bawah.
Dalam program Jawatan Geologi ini, van Es juga bekerja sama dengan G.H.R von Koenigswald, seorang geolog dan paleontolog Jerman. Dengan bantuan von Koenigswald, van Es mengumpulkan data fosil spesies yang dijumpai di sepanjang penelusurannya. Kelak, di tahun 1934, berbekal peta geologi Sangiran buatan van Es , von Koenigswald melakukan survey dan penelitian pertamanya di Sangiran. –ISB-
(Display 1, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung)