Museum Manusia Purba Sangiran Menginspirasi Generasi Muda Mempelajari Sekaligus Membuat Sejarah ke Depan

0
2763

Setelah berkeliling menggali informasi dengan menyaksikan langsung koleksi yang disimpan di storage dan pengetahuan konservasi di laboratorium, T.A. Fauzi Soelaiman yang merupakan Duta Besar RI untuk UNESCO berkesempatan berkeliling Museum Manusia Purba Klaster Krikilan. Pengetahuan yang didapat dari diskusi serta berkunjung ke storage dan laboratorium membuatnya makin bersemangat mengelilingi museum.

Pada ruang pamer 1, Fauzi mulai terpana dengan koleksi yang dipamerkan dan melontarkan berbagai pertanyaan untuk menghilangkan keingintahuannya. “Temuan fosil dari masyarakat diberi penghargaan yaitu berupa imbalan uang, piagam penghargaan serta temuannya dipamerkan disini sehingga mereka memiliki kebanggaan bahwa temuannya dipamerkan dan dapat dilihat banyak orang”, jelas Sukronedi, S.Si, M.A. saat di display Temuan Terbaru di Situs Sangiran.

Dengan penghargaan tersebut masyarakat dapat penghargaan dan bersedia menyerahkan temuan artefak dan fosil yang ditemukannya. Selain display temuan dari masyarakat, ruang pamer 1 masih banyak menyajikan koleksi yang menceritakan tentang kekayaan Sangiran. Ruang pamer 2 menampilkan langkah kemanusian yang menggugah sekaligus menjawab rasa penasaran pengunjung. Salah satu display yang menarik perhatian Fauzi, adalah display “Sentuhlah Aku” yang mana pengunjung diajak untuk merasakan langsung seperti apa fosil itu.

Ruang pamer 3 masih mengundang minat Fauzi untuk menggali informasi tentang masa keemasan Homo erectus 500.000 tahun yang lalu. Manekin Sangiran 17 serta Homo floresiensis menjadi sungguh menarik perhatian karena terlihat begitu nyata seakan membawa pengunjung kembali kemasa keemasan manusia purba kala itu.

Setelah selesai berkeliling ruang pamer, Fauzi menulis kesan dan pesannya di papan yang akan turut dipajang di ruang pamer 3.

Sangiran memiliki peran penting dalam menjawab misteri kehidupan masa lalu, kita wajib bangga karena memiliki “kekayaan” yang tidak dimiliki setiap bangsa. Museum Manusia Purba Sangiran menyimpan semua itu dan mampu menginspirasi generasi muda dalam mempelajari sekaligus membuat sejarah ke depan. (Wiwit Hermanto)