Hari libur Natal dan tahun baru tanggal 25 Desember 2016 hingga 2 Januari 2017 dimanfaatkan banyak orang untuk berwisata sekaligus mendapatkan edukasi menambah wawasan dalam hal sejarah dan purbakala. Dalam rangka berwisata serta edukasi tersebut, masyarakat membanjiri Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dengan memanfaatkan hari libur. Di Museum Manusia Purba Klaster Krikilan, pengunjung disuguhi berbagai bukti kekayaan Situs Sangiran yang direpresentasikan di museum.
Pada tanggal 25 Desember 2016 hingga 2 Januari 2017, berdasar informasi yang berhasil dikumpulkan terdapat 216.844 orang yang mengunjungi Museum Manusia Purba Klaster Krikilan. Berdasar data, pengunjung tidak hanya berasal dari Solo saja tetapi juga banyak berasal dari Magelang, Yogyakarta, Kebumen, Purworejo, Surabaya, Magetan, Banten, Cilegon, Bandung dan Jakarta.
Hal ini merupakan bukti bahwa Sangiran makin dikenal luas oleh masyarakat diluar Solo. Momen liburan dimanfaatkan pengunjung untuk beriwisata edukasi sekaligus bersua dengan keluarga dan sanak saudara. Masyarakat yang berwisata ke Museum Manusia Purba Klaster Sangiran menunjukkan tren yang meningkat pada liburan Natal dan Tahun Baru ini sehingga museum begitu penuh dengan masyarakat yang haus informasi.
Dengan tiket masuk yang sangat murah, hanya Rp. 5.000,- bagi wisatawan domestik dan Rp. 10.000,- bagi wisatawan mancanegara membuat pengunjung tidak perlu merogoh saku dalam-dalam. Harga tiket yang sangat murah tersebut berbanding terbalik dengan apa yang didapat pengunjung. Pengunjung mendapat suguhan wisata serta informasi yang sangat menarik dengan penuh edukasi budaya yang mencengangkan dunia.
Kunjungan ke Museum Manusia Purba Klaster Krikilan, dimanfaatkan para pengunjung datang untuk mendokumentasikan apa yang mereka lihat di ruang pamer serta suasana di sekitar museum. Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan merupakan museum induk yang menjadi pusat informasi tentang manusia purba yang menjelaskan tentang evolusi manusia, fauna, budaya dan lingkungan yang ada di Situs Sangiran sejak 1,8 juta tahun yang lalu. Museum ini menyajikan tiga ruang pamer. Ruang pamer I menyuguhkan informasi tentang Kekayaan Sangiran. Ruang pamer II bertemakan Langkah Kehidupan yang menyuguhkan mulai terciptanya alam semesta hingga kehidupan manusia purba dan pilihan bagi kita sebagai manusia untuk melestarikan atau menghancurkan alam yang dititipkan pada kita oleh-Nya. Pada ruang pamer III bertemakan Masa Keemasan Homo erectus 500.000 tahun yang lalu. Pada ruang pamer III pengunjung disajikan sebuah diorama raksasa yang menyajikan kehidupan Homo erectus yang dilengkapi dengan patung Sangiran 17 serta Homo floresiensis. Kesemua ruang pamer disuguhkan dengan teknologi masa kini yang dapat memanjakan serta memberi informasi pada pengunjung.
Membludaknya pengunjung ini membuat para pedagang suvenir, makanan-minuman dan jasa parkir kebanjiran pelanggan. Bagi masyarakat sekitar museum yang kreatif dan mampu memanfaatkan potensi tentu menjadi ladang rejeki bagi mereka. Ini menjadi bukti bahwa keberadaan Museum Manusia Purba Sangiran mampu menjadi lahan mengais rejeki bagi masyarakat sekitar. (Wiwit Hermanto)