WORKSHOP KONSERVASI FOSIL SEBAGAI SEBUAH UPAYA MENJALIN KEMITRAAN

0
985

Workshop Konservasi Fosil resmi ditutup oleh Sukronedi, S.Si, M.A. Rabu 31 Agustus 2016. Kegiatan ini ditutup setelah berlangsung selama 6 (enam) hari, 26-31 Agustus 2016 dengan materi dan praktek.

Dalam sambutannya sebelum menutup acara, Sukronedi mengungkapkan bahwa workshop ini merupakan sebuah upaya menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, salah satunya dengan pelestari cagar budaya. Para peserta yang diundang dalam acara ini merupakan pelestari cagar budaya yang peduli akan pelestarian cagar budaya di daerahnya masing-masing. Peserta workshop ini setiap hari berhadapan dengan cagar budaya dan dalam workshop ini akan memperkuat pemahaman dan pengetahuan peserta dalam melakukan penyelamatan cagar budaya dalam hal ini fosil dan kemudian melakukan konsevasi sehingga fosil dapat terlindungi.

wokshop konservasi fosil

Kemitraan yang dijalin dalam workshop ini adalah dengan mengajak para pelestari cagar budaya untuk bisa bekerjasama melestarikan cagar budaya didaerahnya masing-masing. Kemitraan ini dapat berupa pelaporan kepada BPSMP Sangiran jika mengetahui ada temuan cagar budaya khususnya prasejarah berupa fosil fauna maupun manusia dan budayanya. Selain itu dalam kegiatan workshop ini peserta dapat menambah wawasan dan berbagi pengalamannya dalam melestarikan cagar budaya. Setiap daerah memiliki karakternya masing-masing sehingga memiliki karakter yang berbeda-beda, hal ini dapat dibagi dengan peserta lain guna menambah wawasan dalam pelestarian cagar budaya didaerahnya masing-masing.

Tujuan akhir dari workshop ini diharap peserta mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatnya guna pelestarian cagar budaya didaerahnya masing-masing. BPSMP Sangiran siap membantu jika ada laporan temuan fosil didaerah maupun secara bertahap membantu kegiatan konservasi di daerah-daerah situs prasejarah, demikian Sukronedi mengakhiri sambutannya.

Wokshop Konservasi Fosil yang mengajarkan materi teori berupa berbagai kebijakan dalam pelestarian cagar budaya, situs prasejarah, teknik konservasi, peraturan dalam pelestarian cagar budaya, identifikasi temuan serta kondisi geologi situs prasejarah. Materi praktek berupa penyelamatan temuan fosil dilapangan kemudian dilanjutkan dengan praktek dilaboratorium. Materi yang begitu lengkap diberikan pada peserta diharap menjadi sebuah langkah awal dalam pelestarian cagar budaya, sebuah titipan anak cucu kita yang menjadi sebuah kekayaan budaya bangsa. (Wiwit Hermanto)