Pengunjung Museum Manusia Purba Sangiran Tahun 2022

0
943

Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia telah memaksa berbagai penutupan tempat umum guna mencegah penyebaran virus Covid-19. Hal ini terjadi juga dengan Museum Manusia Purba Sangiran, harus menutup layanan museum dan baru membuka secara bertahap dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Secara bertahap, Museum Manusia Purba Sangiran yang terdiri dari 4 museum klaster dan 1 museum lapangan di buka guna memberikan layanan pada masyarakat.

Pada tahun 2022 tepatnya pada bulan Agustus 2022, kelima museum dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu, pengelola museum terus berkoordinasi dan tetap memperhatikan kondisi pandemi Covid-19 yang ada disekitar museum. Komitmen untuk memberikan layanan edukasi sekaligus wisata sangat dijaga oleh pengelola yang menyadari bahwa selama beberapa lama, kelima museum ini ditutup.

Layanan edukasi dan wisata yang diberikan Museum Manusia Purba Sangiran melalui koleksi yang dipamerkan dan berbagai saran pendukungnya. Pada tahun 2022 ini, terdapat 143.476 pengunjung yang datang berkunjung ke lima museum. Pengunjung tersebut berasal dari berbagai daerah, seperti daerah Solo Raya dan berbagai kota besar seperti Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Bandung, Makasar, Medan dan berbagai kota lainnya.

Menurut data, tingkat kunjungan tertinggi di Museum Manusia Purba Sangiran terjadi pada bulan Oktober 2022. Pada bulan Oktober 2022 terdapat 30.225 pengunjung yang datang berkunjung guna mendapatkan informasi, pengetahuan, dan wisata di Museum Manusia Purba Sangiran.

Museum Manusia Purba Klaster Krikilan menyajikan sajian pengetahuan dan informasi istimewa bagi pengunjung, merupakan visitor center yang memberikan informasi umum tentang Situs Sangiran. Museum Manusia Purba Klaster Dayu mengambil tema sebagai lokasi penemuan hasil budaya manusia berusia 1,2 juta tahun silam. Ini merupakan temuan artefak tertua di Indonesia. Selain itu, keberadaan stratigrafi Dayu yang relatif lengkap mampu menggambarkan secara berurutan evolusi lingkungan sejak Sangiran berupa rawa hingga menjadi daratan.

Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung menyajikan sejarah penelitian saat Situs Sangiran pertama kali didatangi peneliti asing. Museum ini memberikan pengetahuan bahwa Sangiran saat ini tak lepas dari jasa-jasa para peneliti asing yang sudah mulai meneliti di Sangiran sejak awal tahun 1900-an. Evolusi Manusia yang masih banyak menjadi pertanyaan banyak orang disajikan di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Bukuran. Dengan suasana asri, museum ini menawarkan pengetahuan singkat yang mampu memberi pencerahan bagi kisah evolusi manusia. Untuk menyaksikan penelitian yang telah dilakukan para peneliti, pengunjung dapat menyaksikannya di Museum Lapangan Manyarejo. Pengunjung dapat menyaksikan kotak ekskavasi yang dulu pernah menjadi lokasi penelitian para peneliti. (Wiwit Hermanto)