Informasi Tentang Sangiran Yang Disampaikan Pada Dokter

0
298

Jumat, 2 September 2022, Museum Manusia Purba Sangiran kedatangan para dokter spesialis patologi. Sejumlah 125 orang berkunjung dan disambut oleh para staf Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran dengan memutarkan film yang berhubungan dengan Situs Sangiran. Selain itu, dokter spesialis patologi diajak untuk berdiskusi terkait dengan berbagai hal tentang manusia purba di Situs Sangiran.

Kunjungan ini merupakan rangkaian kegiatan Pra Konas Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDS Patklin). Hal ini disampaikan oleh Ketua PDS PATKLIN Cabang Surakarta, M.I. Diah Pramudianti, dr., MSc, SpPK-K bahwa kunjungan ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, “Rangkaian kegiatan Pra Konas Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia (PDS Patklin) dan untuk menambah wawasan terkait Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran”.

Dalam kunjungan, diputarkan film berjudul, “Sangiran Menjawab Dunia” yang merupakan film tentang Situs Sangiran dikala manusia purba hidup berdampingan dengan hewan purba dengan lingkungan purba yang terus berubah. Perubahan lingkungan purba disebabkan oleh faktor perubahan alam yang ekstrim.

Pada masa kini, Situs Sangiran didiami oleh masyarakat yang hidup dan menghidupi situs ini. Berbagai masyarakat dari berbagai lapisan sosial, ekonomi, dan Pendidikan yang berbeda hidup ditengah situs. Memberikan warna tersendiri dalam pelestarian Situs Sangiran yang sudah mendapat pengakuan dunia sebagai Warisan Budaya Dunia.

Sebuah pengakuan yang sangat besar dan bermakna untuk menjadi cambuk guna memberi semangat menjaga dan melestarikan peninggalan masa lalu di Situs Sangiran. Pelestarian Situs Sangiran perlu peranserta berbagai pihak, pemerintah dan non-pemerintah yang bersama berupaya dengan kemampuannya guna melestarikan situs ini.

Pelestarian yang pada akhirnya guna meneruskan berbagai pengetahuan yang ada di Situs Sangiran pada anak cucu kita. Dengan pelestarian Situs Sangiran, artinya generasi saat ini akan memberikan sebuah pengatahuan bagi generasi selanjutnya.

Setelah pemutaran film dilanjutkan dengan diskusi dengan peserta yang mengajukan berbagai pertanyaan terkait manusia purba, masyarakat disekitar Situs Sangiran, penelitian yang dilakukan, dan berbagai upaya yang dilakukan dalam pelestarian Situs Sangiran.

Peserta mendapatkan buku tentang Situs Sangiran guna memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan. “Buku dapat dibawa pulang dan dapat menyebarkan informasi pada orang lain sehingga informasi tentang Situs Sangiran dapat tersebar luas”, pesan M. Mujibur Rohman selaku Pamong Budaya Pertama. (Wiwit Hermanto)