Situs Bringin meliputi areal di Desa Dero, Desa Krompol, dan Desa Legowetan terletak dalam wilayah Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran pernah melakukan penelitian dan menemukan berbagai temuan menarik. Salah satu temuan menarik adalah alat tulang yang merupakan alat yang berhasil diciptakan manusia purba.
Alat tulang merupakan salah satu jenis basil teknologi manusia purba yang dipergunakan sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Alat jenis ini sudah dikenal sejak adanya permulaan kegiatan manusia yang pada mulanya berlatar belakang pada perburuan binatang sebagai salah satu sumber makanan.
Widiyanta dkk dalam sebuah buku berjudul “Budaya Manusia Purba Sangiran” menyebutkan bahwa alat tulang dibuat dengan cara memangkas sebuah tulang utuh pada bagian tengah secara miring dari pangkal ke arah ujung atau sebaliknya, sehingga menghasilkan bentuk tulang yang runcing, kemudian pada bekas pangkasan dilakukan penggosokan. Pada umumnya bahan alat tulang adalah baglan tulang yang memanjang seperti bagian tulang kaki, tulang lengan, tulang telapak kaki, tulang rusuk dan dari tanduk binatang.
Salah satu penemuan dari penelitian yang dilakukan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran tahun 2019 di Situs Bringin adalah alat tulang. Sebuah temuan menarik yang perlu tambahan informasi bagi masyarakat. Untuk itu kegiatan Survei dan Pengumpulan Data untuk Kajian Koleksi Alat Tulang di Situs Bringin dilakukan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 20 hingga 24 Juni 2022.
Kegiatan ini bertujuan untuk menggali data dan informasi dari masyarakat guna pengembangan data dan informasi dari masyarakat. Untuk penggalian data dan informasi ini, dilakukan melalui metode wawancara dengan tokoh Desa Dero, Bringin, Ngawi, Jawa Timur.
Salah satu narasumber adalah perangkat Desa Dero dengan jabatan Kamituwo yang mengetahui sejarah penemuan dari penelitian yang dilakukan di desa ini. “Awal mulanya masyarakat mengetahui ada fosil disekitarnya adalah setelah ada proyek pembuatan bendungan sekitar tahun 1990, kemudian ada peneliti datang dan memberi informasi”, ungkap Kamituwo Suparno.
Selanjutnya ada penelitian yang dilakukan di Situs Bringin, salah satunya adalah Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. “Kami berharap, dengan penelitian yang dilakukan disini, akan mampu mengangkat Situs ini”, harapnya.
Penelitian memang diperlukan guna mengungkap Situs Bringin agar mampu memberi berbagai informasi bagi masyarakat. Selain itu diperlukan berbagai upaya penyadaran masyarakat agar mampu melakukan upaya pelestarian dengan daya upaya sendiri. Segala daya upaya perlu dilakukan guna melestarikan Situs Bringin dan masyarakat memiliki peran serta yang penting. (Wiwit Hermanto)