SAAT PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BERBAUR MENJADI SATU PAKET WISATA

0
1126

Pendidikan akan lebih bermakna apabila tidak hanya didapatkan didalam kelas belaka tetapi juga harus dilengkapi dengan praktek dan studi lapangan. Praktek dan studi lapangan membuat siswa sebagai peserta didik akan mengetahui makna yang ada diluar kelas yang dapat ditemui dilapangan. Pendidikan praktek dan studi lapangan salah satunya didapat melalui Museum Sangiran yang menawarkan pendidikan dan wisata. Pendidikan dan wisata ini bercampur menjadi satu serta memperkuat pemahaman siswa akan materi yang didapat dikelas. Dengan kata lain pendidikan formal yang didapat dikelas di sinkronisasi dalam pembelajaran pempelajaran di museum.

Untuk merealisasikan hal tersebut SMA Ciputra Surabaya mencoba melakukan terobosan dengan mencampur materi yang didapat dikelas dengan materi yang didapat melalui Museum Sangiran. Dengan metode diskusi kemudian menjelajah Bumi Sangiran yang terepresentasikan dalam museum, siswa dapat mengekplorasi kekayaan prasejarah yang ada di negara ini. Materi pendidikan dan wisata yang disuguhkan kepada siswa SMA Ciputra Surabaya yang diberikan BPSMP Sangiran pada Selasa 6 Oktober 2015 berupa materi presentasi, menonton film tentang Sangiran, diskusi, berkeliling Museum-laboratorium-Gudang dan bersentuhan langsung dengan suasana ekskavasi.

Sebelum memasuki acara presentasi, perwakilan SMA Ciputra Surabaya diberi oleh-oleh berupa satu set buku tentang Sangiran Materi presentasi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan siswa setingkat SMA yaitu tentang potensi yang dimiliki Sangiran yang berupa kekayaan fosil yang terkandung di Bumi Sangiran, lingkungan yang ada di Sangiran yang kesemuannya merupakan kekayaan pengetahuan yang tak ternilai harganya. Kekayaan tersebut dikelola oleh sebuat Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP Sangiran). Tugas BPSMP sangiran tidak hanya mengelola Situs Sangiran saja tetapi juga mengelola situs-situs manusia purba di Indonesia. Tugas ini merupakan suatu tugas berat dan memerlukan dukungan masyarakat luas yang dimulai dengan pengenalan potensi Sangiran yang perlu dikelola dan dilindungi.

saatpendididikandankebudayaan00008 saatpendididikandankebudayaan00007

Untuk melindungi fosil yang ada, BPSMP Sangiran melakukan konservasi dilaboratorium yang berfungsi untuk mencegah dan menghambat kerusakan. Dilaboratorium, siswa mendapat berbagai penjelasan tentang cara kerja tim laboratorium dalam melindungi fosil. Siswa dapat melihat langsung kondisi fosil yang relatif masih baru yang kemudian dilindungi dengan teknik konservasi. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses konservasi menjadi  materi yang menarik bagi para siswa. Alat dan bahan tersebut belum begitu familier bagi mereka dan ini menjadi pengetahuan yang menambah khazanah ilmu mereka.

Guna menyimpan berbagai jenis fosil selain di pamerkan di museum, fosil-fosil tersebut disimpan di gudang yang aman. Dengan perlindungan yang diberikan diharapkan fosil yang ada dapat terkontrol dan terlindungi. Kerusakan yang mungkin terjadi dapat dihindari dan diminimalisir, jika terjadi kerusakan akibat pelapukan karena usia atau sebab lain fosil tersebut dapat segera dikonservasi dilaboratorium. Fungsi antara laboratorium dan gudang sangat penting bagi perlindungan dan pengamanan temuan fosil yang sudah dikonservasi, sedang dalam proses konservasi maupun temuan fosil yang baru dari lapangan.

saatpendididikandankebudayaan00001 saatpendididikandankebudayaan00002

Materi yang didapat dalam presentasi dan tanya jawab dibuktikan dengan melihat kekayaan Bumi Sangiran yang direpresentasikan di museum. Museum yang dikunjungi adalah Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan sebagai pusat informasi manusia purba dan Bukuran yang bertemakan evolusi. Di kedua museum ini para siswa dapat berinteraksi dengan koleksi museum yang dipamerkan beserta teknolohi yang menyertainya serta dapat bertanya langsung dengan pemandu yang setia mendampingi. Interkasi yang terjadi akan memberi tambahan pengetahuan bagi siswa, dengan mengenal serta menyerap informasi yang terkandung didalam museum. Dalam suatu kesempatan, Pricillia salah seorang guru pendamping mengatakan bahwa para siswa tidak menyangka akan mendapat pengetahuan dan pengalaman seperti ini. Kami tidak menyangka bahwa semua ini ada di negara ini dan sekarang dirasakan oleh para siswa. Kami akan hadir kembali kemari pada kesempatan lain, ini merupakan suatu pengalaman dalam edukasi serta wisata, Pricillia melanjutkan.

saatpendididikandankebudayaan00003  saatpendididikandankebudayaan00004

Materi yang didapatkan siswa melalui presentasi, menonton film tentang Sangiran, menyaksikan “dapur BPSMP Sangiran yaitu laboratorium dan gudang serta berkeliling menyaksikan koleksi museum beserta segala perangkat teknologi yang menyertainya ditambah dengan pemandu yang setia memberi penjelasan dan informasi dilanjutkan dengan menyaksikan ekskavasi yang dilakukan. Ini merupakan sebuah momen langka bagi para siswa. Para siswa dapat terlibat kegiatan ekskavasi yang dilakukan, terjun ke kotak galian, merasakan langsung suasana yang ada dikotak bahkan menemukan fosil yang ada didalam kotak ekskavasi. Di kegiatan ini siswa diberi penjelasan tentang apa yang sedang dilakukan, perangkat yang digunakan, bagaimana etika dalam kegiatan dan berbagai hal yang perlu diketahui.

saatpendididikandankebudayaan00005 saatpendididikandankebudayaan00006

Materi teori yang didapat melalui presentasi, pemutaran film tentang Sangiran, pembagian brosur tentang Situs Sangiran, diskusi serta buku-buku tentang Sangiran yang telah diberikan berbaur menjadi satu ditambah dengan materi lapangan yang didapat melalui museum serta dilokasi ekskavasi dapat memberikan suasana pengetahuan dari Bumi Sangiran bagi siswa. Dengan teori yang kemudian dapat menyaksikan langsung suasana dilapangan membuat pengetahuan berbaur menjadi satu dalam satu kegiatan, pendidikan dan wisata yang berhasil berbaur menjadi satu bagi peningkatan pengetahuan para siswa dan tidak ketinggalan guna penguatan karakter kecintaan kepada tinggalan sejarah yang ada di negara ini. (Wiwit Hermanto)