Dari Ruwatan Massal Hingga Tiga Konsensus Global, Kemendikbudristek Kedepankan Kebudayaan pada G20

0
321

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim hari ini mengumumkan agenda prioritas bidang pendidikan dan kebudayaan dalam rangka Presidensi Indonesia pda G20. Pada acara ‘Kick Off G20 on Education and Culture’, Mendikbudristek menyampaikan bahwa pandemi membuat dirinya semakin menanamkan kepada anak-anaknya untuk belajar mencintai alam semesta, seperti yang sudah diajarkan oleh generasi sebelumnya lewat warisan budaya dan kearifan lokal.

“Inilah yang menjadi tujuan utama dari rangkaian kegiatan kebudayaan yang melibatkan penggerak budaya Indonesia serta negara-negara G20 menuju Ministerial Meeting on Culture, yaitu mewujudkan hidup yang berkelanjutan dengan kembali ke akar budaya,” tutur Menteri Nadiem.

Pada kesempatan ini, Mendikbudristek juga memperkenalkan Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid sebagai Koordinator Pertemuan Menteri Kebudayaan G20 atau Ministerial Meeting on Culture. Hilmar Farid mengatakan bahwa menjelang Ministerial Meeting on Culture, Indonesia akan mengadakan sejumlah kegiatan kebudayaan, termasuk sebuah ruwatan massal guna menemukan cara hidup berkelanjutan pascapandemi melalui kebudayaan.

“Dengan melibatkan para seniman dan menteri dari seluruh negara G20, kita akan meruwat bumi yang kita cintai ini. Mudah-mudahan ini menjadi langkah awal untuk menuju kehidupan lebih baik yang berkelanjutan di masa mendatang,” tutur Dirjen Hilmar.

Sebagai bagian dari Ministerial Meeting on Culture, Ruwatan tersebut kata Hilmar akan berupaya menghasilkan tiga konsensus global, yakni mengajak setiap Negara G20 untuk berfokus pada satu masalah yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Di mana, lanjut Hilmar, “Indonesia akan mengajak seluruh pihak memikirkan sebuah strategi yang dapat menciptakan perubahan gaya hidup guna menyelesaikan persoalan dalam aspek kehidupan”.

“Kita berharap banyak sekali pemikiran dari seluruh dunia bisa dikonsolidasikan dan dinyatakan dalam sebuah sikap bersama dari para menteri di bidang kebudayaan,” lanjut Hilmar.

Kedua, lanjut Dirjen Hilmar, “Indonesia, melalui Kemendikbduristek akan mengajak kementerian negara lainnya untuk membuat satu laporan bersama yang merangkum praktik baik dari seluruh dunia dan memperlihatkan sebuah peta jalan kebudayaan untuk menciptakan hidup yang berkelanjutan”.

Ketiga, lewat peta jalan itu, tutur Hilmar, Kemendikbudristek juga ingin menginisiasi berdirinya sebuah global fund bagi para seniman dan pekerja budaya, khususnya para pekerja yang berada di dunia bagian selatan dan belum memiliki skema pendukung yang memadai untuk menjalankan kegiatan kebudayaan.

Agar ketiga konsensus tersebut dapat memberikan hasil yang diharapkan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik, Dirjen Hilmar mengajak masyarakat Indonesia dan dunia untuk memahami permasalahan global yang ada serta menjadikan kebudayaan sebagai sumber dan hasil dari pembangunan yang berlandaskan gotong royong.

Sumber: kemdikbud.go.id