Pemanfaatan Museum di Libur Idulfitri 1440 H

0
264

Kesempatan libur dan cuti bersama sejak tanggal 1-9 Juni 2019 ini banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berkunjung ke Museum Sangiran. Museum Sangiran yang menyediakan berbagai informasi dan pengetahuan kehidupan masa lalu dengan tema berbeda-beda. Total pengunjung museum pada masa libur dan cuti bersama Idulfitri tahun ini adalah 19.795 orang.
Museum Klaster Krikilan sebagai Visitor Center merupakan museum yang sudah sejak lama dikenal masyarakat luas. Di museum ini, pengunjung dimanjakan dengan berbagai informasi berupa bukti-bukti peninggalan masa lalu yang dilengkapi dengan teknologi. Museum ini memberikan informasi melalui 3 ruang pamer yang sanggup memberi berbagai informasi kehadapan pengunjung.

Pada ruang pamer 1 menyajikan Kekayaan Sangiran yang menyajikan fosil, artefak, diorama, tengkorak manusia purba, serta berbagai informasi yang disajikan melalui poster serta informasi melalui film singkat. Ruang pamer 2 mengisahkan tentang Jejak Langkah Kemanusiaan yang mengisahkan masa lalu pada saat alam semesta tercipta hingga kehidupan modern. Ruang pamer 3 merupakan ruang pamer terakhir yang bertemakan tentang Masa Keemasan Homo erectus yang berjaya di Sangiran dengan berbagai bukti yang disajikan.
Museum Klaster Dayu menyajikan cerita tentang kehidupan purba melalui lapisan-lapisan tanah yang berusia lebih dari 2,4 juta tahun yang lalu. Di museum ini, pengunjung diajak mengisi waktu menambah pengetahuannya selain juga berwisata dengan menikmati alam sekitar museum. Di museum ini tersedia tempat bersantai dan bagi pengunjung yang membawa anaknya, dapat menikmati fasilitas permainan anak yang tersedia.

Museum Klaster Ngebung mengisahkan perjalanan penelitian di masa lalu sehingga mampu memperkenalkan Sangiran pada dunia. Sebuah perjuangan dan kerja keras para peneliti dalam menemukan dan memperkenalkan pengetahuan pada publik tersaji dan diceritakan di museum ini. Selain itu, tersisip juga sebuah mitos yang dikenal masyarakat kala itu. Sebuah mitos yang saat ini sudah dilupakan masyarakat Sangiran, merupakan suatu bagian tak terpisahkan dalam perjalanan Sangiran menuju pentas dunia.

Museum Klaster Bukuran mengisahkan tentang evolusi manusia melalui berbagai teknologi yang menyertainya. Museum ini memanjakan para pengunjungnya melalui teknologi yang menyertai berbagai penjelasana yang ada. Sejak awal memasuki ruang pamer, pengunjung disajikan campuran modernitas dengan kisah masa lalu. Melalui koleksi, teknologi, dan film singkat pengunjung dapat belajar dan menambah pengetahuan tentang masa lalu.

Terakhir terdapat Museum Lapangan Manyarejo yang menyajikan keterikatan antara peneliti dan masyarakat yang patut diapresiasi. Perjalanan penelitian oleh para peneliti tidak dapat dipisahkan dengan jasa-jasa dari masyarakat lokal. Sebuah kerjasama yang diapresiasi dalam sebuah museum, dengan sajian kotak ekskavasi yang pernah dilakukan di Desa Manyarejo.

Kesemua museum itu, menjadi saksi perjalanan pengunjung mencari pengetahuan sekagus berwisata menikmati Situs Sangiran. Sebuah situs yang merupakan tempat hidup manusia purba di masa lalu dan di masa kini dimanfaatkan publik, salah satunya tempat menimba pengetahuan dan wisata di libur Idulfitri dan cuti bersama 1440 Hijriyah.