Menurut penuturan bahasa lisan sejarah asal mula orang Sangihe menemukan sagu berawal dari seorang tua petani yang akan kekebun, suatu ketika ia melintasi sungai dan menemukan batang pohon sagu yang jatuh di tengah sungai. Sang petani melihat ada cairan berwarna putih yang keluar dari pada batang sagu. Cairan tersebut diambilnya kemudian dimasak. Setelah masak sipetani memakannya. Hal itu akhirnya dilakukan secara berulang-ulang sehingga makanan tersebut membuat ia kenyang. Akhirnya sagu menjadi makanan pokok orang Sangihe. Bahkan hingga kini di daerah-daerah pedesan masyarakat masih menggkonsumsi sagu sebagai makanan pokok walaupun sudah ada beras. Hingga kini, masih ditemui penduduk desa yang memproduksi sagu di daerah sangihe.
Sagu merupakan makanan pokok orang Sangihe sejak dahulu kala sampai saat ini.Menurut penuturan bahasa lisan sejarah asal mula orang Sangihe menemukan sagu berawal dari seorang tua petani yang akan kekebun, suatu ketika ia melintasi sungai dan menemukan batang pohon sagu yang jatuh di tengah sungai. Sang petani melihat ada cairan berwarna putih yang keluar dari pada batang sagu. Cairan tersebut diambilnya kemudian dimasak. Setelah masak sipetani memakannya. Hal itu akhirnya dilakukan secara berulang-ulang sehingga makanan tersebut membuat ia kenyang. Akhirnya sagu menjadi makanan pokok orang Sangihe. Bahkan hingga kini di daerah-daerah pedesan masyarakat masih menggkonsumsi sagu sebagai makanan pokok walaupun sudah ada beras. Hingga kini, masih ditemui penduduk desa yang memproduksi sagu di daerah sangihe.
Pekerjaan memproduksi sagu dilakukan oleh satu keluarga batih, yang nampaknya seperti sudah ada pembagian kerja diantara satu keluarga tersebut. Sang ayah atau laki-laki dewasa melaksanan pekerjaan menebang pohon sagu dan mengeluarkan serat sagu, sementara sang ibu dan anak wanita bertugas meremas serat sagu untuk mengeluarkan tepung atau sari sagu.Sari g sagu yang diremas telah disiapkan wadah tempat penampungan. Sari sagu yang sudah mengental dipindahkan ketempat khusus yang disebut bika, pekerjaan ini dapat dilakukan baik oleh kaum laki-laki maupun wanita. Setelah dimasukan kedalam bika sagu siap dipasarkan. Tepung sagu dapat dibuat bermacam-macam jenis kue dan makanan.