MANADO- Sulawesi Utara yang merupakan laboratorium kerukunan Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai kebhinekaan dalam kehidupan masyarakatnya.Detasemen Khusus 17 Pelindung Nilai Cagar Budaya Laskar Manguni Indonesia (LMI) salah satu Ormas Adat yang menempatkan kerukunan sebagai prioritas dalam organisasi turut berpartisipasi aktif dalam menjaga hal tersebut.
Hal ini terbukti dengan dilaksanakannya Semiloka Sehari bertema “Melestarikan Nilai Budaya Minahasa dalam membangun Jiwa Nasionalisme”, Jumat (18/8/17).
Ketua DPP LMI, Tonaas Wangko Hanny Pantouw, S.Th yang turut membawakan materi terkait nilai nilai Pancasila, tegas menyampaikan “Budaya merupakan perekat bangsa”. Lebih jauh LMI berkomitmen untuk bersinergi dengan BPNB dalam pelestarian Budaya Indonesia khususnya budaya Minahasa.
Hal senada juga di katakan Tonaas Kelung Tevri Romeo Ngantung.SE Sebagai Kepala Detasemen khusus 17 Pelindung Nilai Cagar Budaya RI juga mengajak para peserta yang hadir untuk mengamalkan sendi sendi nilai Pancasila yang merupakan pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam bangsa ini yang dapat dianalogikan Pancasila sebagai Pondasi, UUD 1945 sebagai payung/atap, Bhineka Tunggal Ika sebagai Pilar/tiangnya serta NKRI merupakan Nama/Identitasnya.Tukas Tonaas Tevri Sapaan Akrab di sela sela acara berjalan.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulut Drs.Rusli Manorek “Saya mengapresiasi tinggi kepada Densus 17 PNCB LMI dalam upaya perlindungan dan pelestarian nilai budaya,karna sangat jarang ada Ormas budaya yang fokus pada perlindungan DENSUS 17 PNCB LMI dan saya berharap tetap eksis dalam melestarikan nilai budaya dalam mendukung pembangunan khususnya di Sulut”Jelasnya.
Kegiatan semiloka sehari ini merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh Densus 17 Pelindung Nilai Cagar Budaya (PNCB) LMI yang secara khusus akan mengawal pelestarian budaya secara aktif dengan pemerintah dan masyarakat, bekerjasama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulut Kemdikbud.
Penulis:Tevri Ngantung.SE
Editor: Steven Sumolang