Tomohon – Pemajuan kebudayaan pada dasarnya memiliki berbagai cara, model dan atau gerakan. Pemajuan kebudayaan adalah perhatian utama pemerintah dalam bidang kebudayaan. Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa kita sekarang sudah memiliki Undang-undang Pemajuan Kebudayaan No 5 tahun 2017, yang memberi fondasi bagi pengembangan kebudayaan. Dengan adanya undang-undang ini, mengisyarakatkan bahwa kita didorong untuk terus ‘memperjuangkan’ kebudayaan itu dan tentu gerakan ‘riil’-nya adalah memajukan kebudayaan itu.
Dalam Kongres Kebudayaan 2018 telah dipaparkan agenda strategis untuk pemajuan kebudayaan. Agenda strategis itu dapat disebutkan sebagai berikut: Pertama, menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi budaya untuk memperkuat kebudayan yang inklusif. Kedua, melindungi dan mengembangkan nilai ekspresi dan praktek kebudayaan tradisional untuk memperkaya kebudayaan nasional. Ketiga, mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan budaya untuk memperkuat kedudukan Indonesia di dunia internasional. Keempat, memanfaatkan objek pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kelima, memajukan kebudayaan yang melindungi keanekaragaman hayati dan memperkuat ekosistem. Keenam, reformasi kelembagaan dan pengganggaran kebudayaan untuk mendukung agenda pemajuan kebudayaan. Ketujuh, meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator pemajuan kebudayaan. (Lih. Indonesiana: Kilau Budaya Indonesia, Vol. 4 tahun 2018: 24-25).
Dalam rangkaian Pesta Kolintang Tomohon 2019, agenda strategis ini, nampak dalam sebuah kegiatan yang melibatkan seniman untuk mengangkat kekhasan kolintang di Tomohon yang dikemas dalam Kegiatan “Belajar Bersama Maestro” kerjasama Balai Pelestarian Nilai Budaya dan Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kota Tomohon, yang diselenggarakan di Kompleks Rumah Budaya Nusantara Wale Ma’zani Tomohon pada tanggal 16-20 Oktober 2019.
Adapun kegiatan ini melibatkan guru seni dan budaya se-kota Tomohon agar siap ‘menyiarkan’ musik kolintang kepada anak-anak di lingkungan sekolah. Pelaksanaan kegiatan ini tentu terkait erat dengan proses mempopulerkan musik kolintang agar menjadi sebuah musik yang digandrungi dan dicintai oleh semua lapisan masyarakat.
Dalam pelaksanaannya, para pemateri membawakan poin-poin penting: “Kekhasan Musik Kolintang” yang dibawakan oleh Maestro Pelestari Seni Tradisi, Drs. Joppy R. I. Sajouw, kedua, “Sejarah Kolintang di Tomohon & Estetika Musik Kolintang” yang dipaparkan oleh Pegiat Estetika, Ambrosius Loho, M. Fil., dan “Metode Pengajaran & Penggarapan Musik Kolintang” yang dibawakan oleh Joudy Dj. Aray, S. Pd, seorang Tokoh Kolintang Tomohon-Komposer.
Adapun tema-tema ini dipandang penting untuk diajarkan kepada para guru seni budaya agar mereka tahu tentang sejarah musik kolintang di Tomohon. Pada saat yang sama, para guru seni ini akan mengajarkan, menerangkan dan memperluas informasi yang didapat dalam kegiatan ini, kepada generasi penerus seperti para siswa di sekolah-sekolah tempat di mana mereka mengajar.
Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Utara, Apolos Marisan, S. Sos, yang membuka secara resmi kegiatan ini memberi perhatian pada pengembangan musik kolintang di Sulawesi Utara secara umum dan di Tomohon secara khusus. Harapan akan kemajuan musik kolintang juga ada di pundak para pengajar nanti yakni para guru seni dan budaya di Tomohon. Maka dengan kegiatan ini tentu kita mengharapkan bahwa musik kolintang tidak hanya diketahui dari sisi informasi tapi pada saat yang sama, dipraktekkan oleh generasi penerus.
Maka dapat disimpulkan bahwa agenda strategis sebagaimana sudah diuraikan di atas, menjadi pengiring kegiatan Pesta Kolintang Tomohon 2019. Dengan kegiatan yang dilaksanakan ini, maka semua hal yang bernilai tradisi yang dimiliki, termasuk yang dimiliki oleh “orang-orang Tomohon” ini, diberi ruang untuk dikembangkan. Dan hal-hal penting lain yang terkait erat dengan keseluruhan kegiatan ini, adalah: Peningkatan perlindungan terhadap nilai, ekspresi dan praktek kebudayaan tradisional dan yang tak kalah pentingnya adalah upaya mempromosikan nilai, ekspresi dan praktek kebudayaan tradisional yang pada akhirnya bermuara pada kontribusi untuk kebudayaan nasional. Salam Budaya, Tomohon Tangguh.
Ambrosius M. Loho, M. Fil. (Pegiat Estetika – Kurator Pesta Kolintang Tomohon 2019)