Alat teknologi tradisional Bawusu menurut penuturan lisan sudah dikenal dan digunakan sejak dahulu oleh orang Sangihe. Bawusu merupakan hasil perkembangan dari sakule alat tradisional yang memiliki bentuk hampir sama hanya sakule terbuat dai bambu, namun fungsi atau kegunaannya sama yaitu mengeluarkan serat sagu. Penggunaan alat tradisional ini sudah sejak turun temurun namun untuk diketahui secara pasti sejak kapan sangatlah sulit karena tidak adanya data tertulis yang menjadi dokumen resmi yang menyatakan sejak kapan alat tradisional bawusu mulai digunakan.
Pada tahap awal peralatan teknologi tradisional adalah sangat sederhana dan praktis,seperti pada umumnya yang hidup pada zaman sebelum adanya perkembangan peradaban manusia dan teknologi. Peralatan teknologi tradisional bermacam-macam fungsi dan jenisnya, ada yang untuk pertanian dan ada perlatan teknologi tradisional untuk kebutuhan rumah tangga. Pada orang Sangihe terdapat teknologi tradisional yang disebut Bawusu. Bawusu adalah peralatan tradisional yang digunakan dalam pekerjaan memproduksi sagu. Sebelum mengenal bawusu orang Sangihe mengenal alat memproduksi sagu yang lebih dahulu disebut sakule. Sakule dan bawusu memiliki fungsi yang sama dan bentuk yang sama. Perbedaannya sakule terbuat dari bambu sementara bawusu terbuat dari kayu. Sakule saat ini penggunaannya sudah jarang karena mudah rusak sehingga diganti dengan bawusu. Bawusu terbuat dari batang kayu, pada bagian ujungnya dilapisi dengan besi, memiliki bentuk seperti palu, yang memiliki fungsi untuk mengeluarkan serat sagu dari batang pohon sagu.
Setelah pohon sagu dipotong, batangnya dibelah dua dan nampaklah serat sagu melekat pada batangnya. Untuk mengeluarkan serat sagu dari batang pohon sagu, digunakan alat utama yang disebut bawusu. Pekerjaan mengeluarkan serat sagu dari batang pohon sagu biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki dewasa, karena harus membutuhkan tenaga yang kuat untuk mengetuk-ngetuk batang sagu agar sarinya mudah terlepas dari batang sagu.
Cara mengerjakannya seperti mencangkul, sipekerja menancapkan ujung bawusu yang dilapisi besi kemudian menariknya keluar sehingga serat sagu terlepas dari batang sagu. Pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang sehingga semua serat sagu terlepas dari batang sagu. Serat sagu yang sudah dikeluarkan dari batang sagu ditampung pada satu wadah yang berbentuk seperti perahu. Wadah tersebut diletakkan dibawah tetesan air pancuran . Serat yang dikeluarkan dari batang sagu diremas-remas di bawah tetesan air pancuran dengan maksud untuk mendapatkan sari sagu yang baik. Pekerjaan ini biaanya dilaksanakan oleh kaum wanita.