Manado. Pemandu Museum adalah sebuah profesi yang sedang berkembang disaat wisata sejarah budaya ke Museum tengah digalakkan, bahwa museum bukanlah tempat yang menyeramkan akan tetapi museum adalah tempat menyaksikan perjalanan kehidupan manusia masa silam untuk mengenali jati diri sebuah bangsa, wisata ke museum adalah suatu hal yang menarik dan menyenangkan. Penataan museum menjadi hal yang wajib dilakukan, salah satunya membina para pemandu museum.
Berdasarkan hal ini Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud melaksanakan Workshop Pemandu Museum yang difokuskan kepada Pramuka Saka Widya Budaya Bakti Sulawesi Utara. Workshop Pemandu Museum (21/10) dirangkaikan dalam event Hari Museum Indonesia yang dipusatkan di Museum Daerah Sulut Kota Manado.
Peserta berjumlah 30 orang adalah anggota Pramuka Saka Widya Budaya Bakti yang berasal dari Manado, Minahasa dan Bitung, berpangkalan di Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sulut. Sementara pemateri menghadirkan Annita Mokodongan dari Dinas Kebudayaan Sulut dan Melati Manongko dari Museum Anti Narkoba Sulut, dengan moderator Jackmarlen Suoth Pamong Pramuka Saka WBB.
Peserta mendapatkan bekal bagaimana menjadi seorang pemandu museum, dan memahami seluk-beluk museum. Lalu mereka melakukan praktek memandu museum di museum yang telah ditentukan. “Semoga workshop ini dapat menghasilkan pemandu-pemandu museum siap pakai”, ujar Annita, seorang Magister Permuseuman.
Esther Pesak, seorang peserta sangat mengapresiasi kegiatan ini, “kami mendapat tambahan keterampilan baru sebagai pemandu museum yang sangat berguna bagi kami”, katanya.
Pemandu acara, Steven Sumolang dari BPNB Sulut, menjelaskan Workshop Pemandu Museum berkahir dengan pemberian sertifikast dan tanda kecakapan khusus bagi anggota Pramuka. Kedepannya mereka dapat berperan dalam profesi Pemandu Museum.
(Laporan Tevri Ngantung)