Bertempat di Hotel MaxOne Makassar Jl. Taman Makam Pahlawan Makassar, Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan melaksanakan Rapat Kerja dan Koordinasi Kebudayaan yang berlangsung pada tanggal 24 – 26 Januari 2018. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menjalin koordinasi dan sinergitas program kerja BPNB Sulsel dengan lembaga/instansi/pemerintah daerah terkait.
Agenda utama kegiatan ini ada dua yaitu; 1) Rapat koordinasi BPNB Sulsel dengan lembaga/instansi/pemerintah daerah yang menghadiri kegiatan, yaitu Kabag Perencanaan Dan Penganggaran Ditjen Kebudayaan, Para Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Sulawesi Selatan Tenggara Dan Barat, Para Kepala Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Tenggara Dan Barat, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, dan Kepala unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; 2) Rapat teknis program kerja pegawai BPNB Sulsel untuk tahun anggaran 2018
Dalam kata sambutannya, Kepala BPNB Sulsel, Drs. Faisal, M.Si. menegaskan tentang pentingnya sinergitas dan koordinasi antar instansi dan lembaga terkait dalam membangun komunitas kebudayaan. Lebih lanjut dia mengharapkan agar pelaku kebudayaan khususnya di daerah berperan aktif dalam membangun data kebudayaan, dengan melakukan pendataan dan pendaftaran warisan budaya tak benda di daerah masing-masing.
Selain itu kepala BPNB Sulsel juga mensosialisasikan berbagai program dan kegiatan yang akan diselenggarakan di berbagai daerah sepanjang tahun 2018 seperti Jejak Tradisi Daerah di Kabupaten Kolaka, Lawatan Sejarah Daerah di Kabupaten Enrekang, Gelar Budaya di Wakatobi, Kemah Budaya di Wakatobi, Dialog Budaya di Mamuju, Pameran Budaya di Sinjai, Belajar Bersama Maestro di Toraja. Serta kajian nilai budaya, sejarah, kesenian dan naskah kuno di berbagai wilayah. Dan untuk menarik minat generasi muda dalam mengenal nilai budaya dan tradisi, BPNB akan memperluas media penyebaran informasinya dengan memanfaatkan media sosial khususnya saluran Youtube dengan membuat video-video berdurasi singkat yang memuat nilai-nilai kearifan lokal.
Kabag perencanaan dan pengaggaran Ditjen Kebudayaan Syukur Adiprojo dalam pembahasannya tentang kebijakan program dan anggaran Ditjen Kebudayaan tahun 2018, juga menjelaskan tentang pentingnya meningkatkan hubungan antar pusat dan daerah. Dia memberi contoh bagaimana kerjasama negara-negara di dunia dalam kegiatan Europalia memberi gaung yang besar bagi diplomasi kebudayaan Indonesia. Dengan konsep yang sama untuk mewujudkan sinergitas dan memperluas jaringan even-even kebudayaan, Ditjen Kebudayaan mengeluarkan program Indonesiana.
Indonesiana yaitu sebuah platform kerja bersama inisiatif Direktorat Jendral Kebudayaan untuk mengangkat kualitas even kebudayaan dan menghidupkan kembali ekosistem kebudayaan. Kegiatan yang masuk dalam platform Indonesiana adalah even-even kebudayaan yang telah diusulkan pemerintah daerah dan disetujui oleh Ditjen Kebudayaan. Gelaran even ini kemudian dilaksanakan bersama dengan seluruh satker dan UPT di daerah yang ditunjuk. Untuk tahun anggaran 2018 program Indonesiana dalam wilayah kerja BPNB Sulsel akan dilaksanakan di Kabupaten Wakatobi, dan Kabupaten Pangkep (masih dalam tahap koordinasi).
Pada sesi tanya jawab para peserta sangat antusias dan banyak yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang pelestarian nilai budaya dan tradisi, baik di tingkat wilayah masing-masing maupun di tingkat nasional. Semoga antusiasme itu tertanam ke dalam sanubari masing-masing dan melahirkan semangat pelesatarian, salam lestari!