Abdul Hamid adalah putra Raja Bone La Pawawoi Kareng Sigeri dari hasil perkawinanya dengan I Karimbo Daeng Tamene, putri Arung Mangempang (Barru). Sebagai anak pattola bukan hanya dapat diangkat menjadi mangkau (raja) di Kerajaan Bone, tetapi juga sebagai arung (raja) di Kerajaan Barru.
Perlawanan Abdul Hamid Petta Ponggawae dalam menentang kekuasaan pemerintah Belanda dilatari oleh akumulasi dari pertentangan-pertentangan antara Bone dengan Belanda. Mencapai puncaknya ketika Belanda bermaksud menguasai secara langsung Bone.
Terjadi pertempuran antara pasukan Belanda dan pasukan Kerajaan Bone. Pasukan Kerajaan Bone terdesak. Pasukan Belanda melakukan pengejaran terhadap raja Bone, akhirnya berhasil mengepung Raja Bone La Pawawoi Karaerng Sigeri bersama pengawalnya di pegunungan Awo (Tana Toraja) pada 18 November 1905. Pada pertempuran tersebut, Abdul Hamid Petta Ponggawae gugur bersama puluhan laskar Bone. Sementara raja Bone ditangkap kemudian diasingkan ke Bandung oleh pemerintah Belanda.
Katalog dalam terbitan
Abdul Hamid Petta Ponggawae : Profil Panglima yang Pantang Menyerah
Makassar, 2015
xvi+188 hal.; 14,8×21 cm
Penulis : Muhammad Amir
Editor : Abd. Rahman
Desain Grafis : N. Anjala
Penerbit : Pustaka Refleksi
cetakan I, 2015
ISBN: 978-979-3570-81-5