Peserta Terbaik Jejak Tradisi Daerah IV BPNB Makassar

  • Post author:
  • Post category:BeritaKegiatan

tari luloJejak Tradisi Daerah (Jetrada) ke-4 BPNB Makassar telah dilaksanakan di Kota Kendari pada tanggal 20 – 24 Juni 2014 dengan mengusung tema “Melalui Jejak Tradisi Daerah, Kita Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa”. Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang siswa dan siswi Sekolah Menengah Atas dan sederajat yang berasal dari tiga propinsi wilayah kerja BPNB Makassar yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Peserta kegiatan Jejak Tradisi Daerah ini dibagi ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok berasal dari berbagai suku dan daerah yang berbeda-beda.

Pada hari kedua kegiatan ini, para peserta diajak untuk mengikuti prosesi upacara adat Monahu Ndau’u, mempelajari dan mengobservasi lebih dalam mengenai upacara adat tersebut, dan membuat makalah kelompok. Pada malam harinya mereka mempresentasikan hasil penelitian mereka di depan dewan juri dari pihak BPNB Makassar dan para peserta lainnya. Hari ketiga diisi dengan beberapa kegiatan sekaligus yaitu, mendengarkan ceramah mengenai budaya Tolaki, mengunjungi kelompok pembuat anyaman tradisional dari anggrek serat di Kab. Konawe, mengunjungi sentra penjual jagung rebus di Kab. Konawe, serta mengunjungi tempat distribusi tenun tradisional di Kota Kendari. Hasil kunjungan menjadi dasar dalam pembuatan makalah kelompok kedua yang kembali dipresentasikan dan dipertanggungjawabkan di dalam forum Jetrada IV.

Keputusan dewan juri menetapkan delapan orang peserta terbaik dari kegiatan ini adalah:

1. Megawati, SMA Neg. 9 Kota Kendari, Sulawesi Tenggara

2. Ni Ketut Widi Ardhini, SMA Neg. 1 Tikep Kab. Muna, Sulawesi Tenggara

3. Yuni Damayanti Ishak, SMA Neg. 2 Kota Kendari, Sulawesi Tenggara

4. Syauqiah Amaliah Ramlah, SMA Neg. 1 Pamboang Kab. Majene, Sulawesi Barat

5. Syahrul Sirajuddin, SMA Neg. 1 Sungguminasa Kab. Gowa, Sulawesi Selatan

6. Laode Abdul Murajab, SMA Neg. 4 Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara

7. Farudin, SMA Neg. 1 Lawa Kab. Muna, Sulawesi Tenggara

8. Muh. Ahrul Djuhasin, SMA Neg. 2 Wawotobi Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara

Delapan peserta terbaik ini akan mewakili BPNB Makassar pada kegiatan lanjutan Jejak Tradisi Nasional yang akan diselenggarakan pada 24 – 29 Agustus mendatang di Propinsi Bali.

// //

// //

(more…)

Continue ReadingPeserta Terbaik Jejak Tradisi Daerah IV BPNB Makassar

Jejak Tradisi: Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa

  • Post author:
  • Post category:Berita

PembukaanBalai Pelestarian Nilai Budaya Makassar Wilayah Kerja Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara menyelenggarakan kegiatan Jejak tradisi di Kendari Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini diikuti 50 siswa SMA  yang berasal dari perwakilan Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara. Dalam sambutannya, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar menekankan bahwa “kegiatan Jejak Tradisi Daerah ini adalah wadah pembentukan karakter dan jatidiri tersebut. Dengan berbagai rangkaian kegiatan yang telah diagendakan, diharapkan generasi muda khususnya para peserta siswa yang hadir di tempat ini, dapat berinteraksi secara langsung dengan para pelaku budaya, melakukan observasi, berdiskusi, bahkan bersaing secara positif dalam menampilkan presentasi budaya yang terbaik di antara mereka”

Kegiatan Jejak Tradisi Daerah telah diselenggarakan untuk keempat kalinya yang kali ini memilih wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara sebagai lokasi penyelenggaraan, yaitu tepatnya di Kota Kendari dan akan berlangsung selama 5 hari, dari tanggal 20 s/d 24 Juni 2014. Kegiatan ini mengusung tema “Melalui Jejak Tradisi Daerah, Kita Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa”. (more…)

Continue ReadingJejak Tradisi: Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa

Tari Lulo

  • Post author:
  • Post category:Budaya

Tari lulo merupakan salah satu tarian tradisional masyarakat Kendari hingga saat ini masih eksis meskipun telah mengalami pergeseran fungsi sebagai respon terhadap perubahan kebudayaan. Pada awalnya, tari lulo merupakan ritual…

Continue ReadingTari Lulo

Tenun Tradisional Konawe

  • Post author:
  • Post category:Budaya

3Desa Anggopiu adalah salah satu desa dalam wilayah Kabupaten Konawe, Propinsi Sulawesi Tenggara yang merupakan sentra perajin tenun. Secara historis, tenun tradisional yang berkembang di Sulawesi Tenggara diperkirakan berawal di Buton. Tenun tradisional di daerah ini diperkirakan sudah ada sejak abad XVI, pada masa pemerintahan Sultan Dayanu Ikhsanuddin, sultan Buton yang memerintah pada tahun 1578 – 1615. Pada awalnya, keterampilan menenun hanya berkembang di lingkungan keraton. Kegiatan menenun dilakukan oleh dayang-dayang dan orang-orang di dalam kraton untuk memenuhi kebutuhan akan pakaian bagi golongan bangsawan dan kerabat kesultanan. Sejalan dengan permintaan dan kebutuhan akan pakaian semakin banyak, menyebabkan kegiatan menenun dikembangkan pula di luar kraton, khususnya dikalangan ibu-ibu dan remaja putri dalam (more…)

Continue ReadingTenun Tradisional Konawe

Tradisi anyaman Anggrek Serat Kab. Konawe

  • Post author:
  • Post category:Budaya

2Dendrobium utile atau Diplocaulobium utile adalah nama lain dari flora anggrek serat yang banyak tumbuh di pedalaman Sulawesi hingga Papua. Tanaman ini termasuk ke dalam jenis tanaman epifit, yaitu tanaman yang hidup menumpang pada tanaman lain yang sudah tua namun tidak menjadi parasit. Tanaman ini juga dapat dijadikan sebagai tanaman hias dan dipelihara dalam pot. Ciri khas lain dari flora ini adalah biasanya memiliki umur yang tergolong pendek dan sulit hidup di tempat yang bukan merupakan habitat aslinya. Dapat dikembangbiakkan baik secara vegetatif, melalui kultur jaringan dengan membelah-belah rumpunnya yang nantinya akan menghasilkan akar sendiri dan menjadi tanaman mandiri, juga secara generatif, menggunakan biji yang dihasilkan dari proses penyerbukan. (more…)

Continue ReadingTradisi anyaman Anggrek Serat Kab. Konawe

JEJAK TRADISI DAERAH KE-4 “Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa”

  • Post author:
  • Post category:Berita

jt2Tradisi adalah sebuah kesadaran kolektif yang dibangun oleh suatu masyarakat tertentu di dalam berinteraksi dan bekerjasama dengan lingkungan tempat tinggalnya. Menjadi sebuah tatanan yang dianut dan dikerjakan oleh suatu masyarakat pada suatu wilayah, namun tidak dapat digeneralisasi pada tataran universal. Tradisi yang ada pada suatu daerah tentunya akan berbeda dengan daerah lain, hal tersebut sangat bergantung pada kontur geografis, sumber-sumber daya yang dimiliki, dan tingkat keterbukaan informasi global. Pun demikian halnya dengan Indonesia, setiap pulau yang ada memiliki keragaman budayanya masing-masing, baik yang sifatnya mistik spiritual yang tak jarang terdapat dalam pelaksanaan upacara-upacara adat, maupun dalam bentuk benda-benda material yang memiliki nilai guna pakai, kreatif sekaligus artistik. (more…)

Continue ReadingJEJAK TRADISI DAERAH KE-4 “Membangun Karakter dan Jatidiri Bangsa”

Kamp Pengasingan Moncongloe

  • Post author:
  • Post category:Sejarah

moncong_loe_sDengan memilih kehidupan komunitas Tahanan Politik (TAPOL) PKI di daerah pengasingan mereka di Moncongloe, Sulawesi Selatan, buku ini berhasil menyingkap bagaimana proses pelabelan Order Baru terhadap mereka yang dianggap PKI, bagaimana kehidupan mereka di Penjara, kontrol dari agen-agen negara di sana, lalu berpindah ke Kamp Pengasingan di Moncongloe, suatu Kamp Pengasingan yang dikontrol oleh Militer.

Kontrol negara Orde Baru belum selesai, setelah para Tapol keluar dari Kamp Pengasingan dan hidup di tengah masyarakat biasa. Kontrol militer beralih ke kontrol sosial, dimana memori kolektif masyarakat setempat yang telah dikuasai negara Orde Baru mengenai pandangan negatif terhadap Tapol PKI masih sangat kuat.

Dalam hal ini pengarang berhasil menjajaki tidak saja sejarah keseharian mereka di Pengasingan, tetapi juga berhasil menguak sejarah mentalitas mereka, menguak bagian-bagian terdalam pengalaman dan pandangan mereka terhadap pengalaman-pengalaman yang dilalui sebagai kelompok marginal.

Ada makna mendalam yang dapat diambil dari kisah mereka, Rasa Solidaritas tinggi, komitmen yang kokoh, terpatri dalam diri mengadapi berbagai kekuatan (Dr. Erwiza Erman, sejarawan LIPI) (more…)

Continue ReadingKamp Pengasingan Moncongloe

call for paper

Cover DesemberJurnal Walasuji adalah jurnal terakreditasi nasional yang dikelolah oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar. Jurnal Walasuji memuat informasi tentang sejarah dan budaya berupa hasil penelitian. kepada segenap pemerhati sejarah dan budaya, baik dari sejarawan, budayawan, akademisi, mahasiswa, kami mengundang untuk mengirimkan tulisan ke redaksi Walasuji. (more…)

Continue Readingcall for paper

Makna Patriotisme Lagu Ongkona Bone

  • Post author:
  • Post category:Budaya

Februari 2014bone, matahari begitu cerah di Tanah Bone, langkah kaki saya terhenti sejenak ketika mendengar alunan lagu “ongkona Bone”. Sebuah lagu yang tercipta dari proses sejarah perjuangan Kerajaan Bone dalam melawan penguasaan Pemerintah Hindia Belanda. Lagu itu bersinegergi dengan kedatangan saya di kota ini dalam rangka penelitian tentang pemerintahan Hindia Belanda di Kerajaan Bone, 1905. Sebuah periode di mana Kerajaan Bone jatuh ke tangan Belanda

 

Lagu Ongkona Bone, apabila kita membedah lagu itu memiliki hubungan dengan sejarah Rumpa’Na Bone tahun 1905, yaitu pada saat terjadinya perang antara Kerajaan Bone melawan pasukan Belanda. Ribuan laskar kerajaan Bone yang gugur dalam pertempuran tersebut. disepanjang teluk Bone diserang habis-habisan oleh pasukan Belanda, sehingga Kerajaan Bone jatuh dan dikenal dengan istilah Rumpa’na Bone. (more…)

Continue ReadingMakna Patriotisme Lagu Ongkona Bone