PERAN SISTEM KEKERABATAN DALAM KEHIDUPAN TOLERANSI BERAGAMA KABUPATEN FAKFAK

0
3264

(Peter M. Apituley, Andy T. Sawaki, Ramla A. Rasyid, Adolina Lefaan)

Garis keturunan orang Mbaham Mata didasarkan pada garis keturunan ayah (Patrilineal), Anak-anak dari satu keluarga batih secara keturunan masuk marga ayahnya. Di samping menganut prinsip patrilineal, suku besar Mbaham Matta juga menganut sistem perkawinan di luar marganya atau eksogami. Sistem kekerabatan yang unik di dalam keseharian hidup Ko, On, Kno mi mombi du qpona yang artinya engkau, saya dan dia adalah satu atau yang biasa kita kenal dengan Trimid te wo is teri “ satu tungku tiga batu”. Konsep ini memmaknai bahwa orang Mbaham Matta terbentuk di atas tiga prinsip hidup yakni “ Agama Islam, Protestan, dan Katolik”. Dalam pola tradisi kekerabatan Mbaham Matta di Patipi sangat unik dan luar biasa oleh karena mampu menjalani falsafah hidup dengan aman dan damai yang disebut Idu idu, maninina. Adapun makna mendalam dari falsafah tersebut di dalam hubungan keluarga batih Mbaham Matta artinya apabila di dalam satu keluarga yakni bapak, mama dan anak-anak yang dilahirkan oleh seorang mama misalnya berjumlah 5 orang anak. Selanjutnya anak yang pertama akan diserahkan untuk mengikuti aliran ajaran agama muslim, dalam pembentukan iman sebagai umat Islam. Anak yang kedua akan diserahkan kepada agama Nasrani (Kristen Protestan) dan yang ketiga akan mengikuti ajaran agama Katolik sebagai pembentukan iman Katolik. Anak yang kelima dan keenam boleh memilih sesuai dengan kehendak hatinya. Inilah sebuah keunikan yang tidak terdapat di daerah lain di Indonesia bahkan mungkin disekitar wilayah tanah Papua.

Dapat membaca selengkapnya silakan membuka : PERAN SISTEM KEKERABATAN DALAM KEHIDUPAN TOLERANSI BERAGAMA KABUPATEN FAKFAK