Secara universal kebudayaan suku bangsa di muka bumi ini dikategorikan dalam 7 (tujuh) unsur, dalam arti tujuh unsur ini pasti ditemukan atau terdapat dalam budaya tiap suku bangsa. Ketujuh unsur tersebut masing-masing ; 1) Bahasa, 2) Organisasi sosial,3) Sistem Sosial, 4) Sistem Teknologi dan peralatan hidup, 5) Sistem Mata Pencaharian Hidup, 6) Sistem Religi, 7) Kesenian.
Tiap unsur kebudayaan tersebut menurut J.J. Hoenigman menjelma dalam tiga wujud kebudayaan yaitu wujud kebudayaan berupa gagasan, ide, nilai-nilai dan norma yang sifatnya abstrak, wujud kebudayaan berupa tindakan atau aktifitas sebagai tindakan yang berpola dari manusia dalam masyarakat seperti sistem sosial yang sifatnya konkrit, dan wujud kebudayaan berupa artefak atau hasil karya kebudayaan fisik berupa benda-benda.
Demikian halnya dengan sistem teknologi dan perlengkapan hidup sebagai salah satu unsur kebudayaan yang ada dalam beberapa kelompok suku yang ada di Papua seperti “kapak batu”. Umumnya kapak batu yang ditemukan di Papua adalah jenis kapak lonjong. Dalam perjalanan waktu, budaya materi berupa kapak batu ini terlupakan atau hampir punah dan ini sangat ditentukan oleh kontak budaya kelompok suku yang ada di Papua dengan dunia luar terutama dengan Maluku yakni Ternate, Tidore serta hubungan dengan pedagang China dan para penjelajah Eropa yang telah membawa banyak perubahan dalam budaya materi sejak abad ke 19 lalu dan salah satunya adalah kapak batu. Sudah tentu perubahan buadaya antara suku yang satu dengan lainnya berbeda terutama yang mendiami daerah pesisir dan daerah pegunungan tengah Papua.
Suku Sentani atau orang Sentani adalah salah satu dari kelompok suku besar di Papua sebagai salah satu suku asli di kabupaten Jayapura. Mereka tersebar dalam wilayah adat Bhuyakha yang terbagi dalam 3 wilayah adat yang sekaligus memetakan mereka secara geografis yaitu orang Sentani timur atau Rali Bhu,orang Sentani tengan atau Nolo Bhu dan orang Sentani barat atau Way Bhu. Atau umum mereka di kenal atau di sebut dengan orang Sentani Timur, orang Sentani Barat dan orang Sentani tengah.
Dalam budaya orang Sentani kapak batu sebagai unsur sistem teknologi dan peralatan hidup fungsinya bergeser , kapak batu bukan lagi memiliki fungsi sebagai lat kerja seperti menebang pohon, menokok sagu, dan membuat perahu. Kapak Batu atau he dalam bahasa Sentani diproduksi dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi memiliki fungsi sosial dan memiliki nilai sangat tinggi dalam kehidupan sosial orang Sentani terutama dalam pelaksanaan upacara adat dan pembayaran adat seperti pembayaran mas kawin, denda adat dan pembayaran kepala. Ada banyak jenis kapak batu (he) yang tersebar dalam budaya orang Sentani terutama berdasarkan variasi warnanya , antara lain 1) He Nokhong yaitu kapak batu berwarna hitam, 2)He Phinukhu yaitu kapak batu warna hitam dan hijau 3). He Hawaphu yaitu kapak batu warna hijau 4) He Khongge yaitu kapak batu warna hitam berbintik putih, 5) He Hawa phulu yaitu kapak batu warna kehijau hijauan, 6) He Raime rouw yaitu kapak batu warna hijau muda, 7) He Yanggove yaitu kapak batu warna hijau tua, 8) He Hokhai yaitu kapak batu warna hijau kemerahan, 9) He Rondo fikholle yaitu kapak batu warna hijau keputihan.
Dalam penggunaan kapak batu pada upacara adat dan pembayaran adat yang paling sering digunakan yaitu he nokhong, he phinukhu, he hawaphu dan he khongge sedangkan kapak batu jenis yang lainnya baru saja beredar dan kadang jarang untuk diterima sebagai imbalan jasa terutama pada upacara harta kepala. (ar.MacAp)
Sumber : – Kapak Batu,Inventarisasi Warisan Budaya Tak Benda, BPNB Papua 2012 -Wawancara Kepala Kampung Adat Heram Ayapo, 2015