Sanggar seni dan budaya Haharike berdiri pada tanggal 10 Oktober 2010 yang berdiri sebagai wadah untuk melatih dan menyalurkan hobi, minat, dan bakat generasi muda Larike dalm bidang kesenian olah vokal, rebana hadrat, tifa sawat. Pendak silat dan tarian dalam rangka melahirkan seniman muda yang berseni dan berbudaya, berbakat, kreatif serta memiliki semangat juang yang tinggi untuk meningkatkan keterampilan wawasan pengetahuan dan kreatifitas putra-putri sanggar dalam mempelajari berbagai karya seni dan budaya khususnya yang ada di Negeri Larike.
Pelestarian budaya bukan suatu usaha yang bersifat elastis untuk membangkitkan feodalisme tetapi merupakan upaya memelihara dan melindungi aset bangsa agar seluruh lapisan masyarakat mendukung pelaksanaan pembangunan bangsa yang lebih berbudaya, sebab budaya merupakan aset penting terutama untuk pengetahuan dan memupuk jati diri bangsa, kata Muhammad Tuni selaku pendiri Sanggar Haharike.
Berbagai usaha melalui gelar seni dan budaya harus terus menerus dilakukan dalam menjaga keterawatnya agar kondisi kelestarian warisan masa lampau tetap terjamin. Usaha pelestarian seni budaya memang tidak juga berjalan mulus, banyak juga mendapat kendala sebagaimana dirasakan seluruh lapisan karena proses urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi telah mengancam keberadaan warisan budaya. Apakah kita hanya berpangku tangan tanpa berbuat sesuatu? Tidak, Saudara-saudara. Gelombang modernisasi janganlah dianggap sebagai suatu hal negatif tetapi merilah mencari sisi positif untuk kemudian dikompreskan dengan seni dan budaya yang ada di Negeri Larike ini, sehingga nanti dapat menambah khazanah dan daya kreasi terhadap budaya.
Sanggar Haharike telah dididik dan dibina selama sembilan tahun. Selama itu, berbagai lomba dan festival telah diikuti dan mampu meraih prestasi yang gemilang. Tahun 2018 dan 2019 mendapat juara 1 dan khalifah terbaik. Hal itu tidak terlepas dari dukungan Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku yang memfasilitasi Sanggar Haharike dalam pemberian dana bantuan untuk pengembangan Sanggar Haharike.
Harapannya, Sanggar Haharike dapat menjadi contoh untuk Negeri adat lainnya yang ada di Maluku untuk terus mengembangkan dan melestarikan budaya yang ada di Maluku dan jika ada yang ingin meminta bantuan, dapat mengajukan proposal untuk fasilitasi Negeri Adat di Maluku.
Marchian 2020