Pembuatan Sempe Balanga di Negeri Ouw

0
1984

Alat Dan Fungsinya :

  • Parang : Memotong dahan gaba-gaba
  •  Loyang/Ember/Karung : Penampung Tanah liat, tanah merah dan pasir
  • Bola Pemutar : Memutar adonan Sempe-balanga
  • Kulit gaba-gaba: Pengikis/Menghaluskan bentuk Sempe-balanga
  • Papan : pengalas adonan sempe-balanga
  • Penutup Senter: Menghaluskan/melicinkan bodi sempe-balanga
  • Potongan Plastik Kresek: Melicinkan bodi sempe-balanga
  • Potogan Kulit Bambu Tui : pengikis dan pembentuk sempe-balanga
  • Kulit Bia/Siput; Melicinkan dan memadatkan bodi sempe-balanga
  • Potongan Kain: Mengoles Tanah Merah pada bodi sempe-balanga
  • Plastik pengikis : Mengikis dan membentuk bagian dalam bodi sempe-balanga

Bahan Dan Penggunaannya :

  • Pasir : sebagai campuran pelengkap tanah liat (mengeraskan adonan)
  • Tanah Liat : sebagai material utama adonan sempe-balanga
  • Tanah Merah : sebagai bahan pelengkap untuk mengeraskan dan melindungi bodi sempe-balanga
  • Air: sebagai campuran adonan untuk melembutkan adonan
  • Damar : sebagai perekat pelindung dan pencahayaan bodi sempe-balanga
  • Gaba-baga buah : sebagai bahan pembakar/memanaskan bodi sempe-balanga

Proses Pembuatan Sempe Balanga:

  • Proses Pengambilan Pasir dari Dusun Enal/dusun tanah (tersedia melimpah) : pasir diangkut memakai keranjang/loyang oleh beberapa wanita/perempuan dibawah ke lokasi kerja, kemudian dijemur sampai kering

Jika mengambil dari dusun sendiri, bekas tanah yang sudah digali harus ditutup dengan daun sagu, ini sebagai tanda bahwa sudah ada pemiliknya.

Jika tidak memiliki dusun, maka pasir atau tanah dapat dibeli. Untuk pasir, Rp 20.000 sampai 50.000 untuk beberapa karung sedangkan tanah dengan harga Rp 50.000 bisa mendapat 1 tumpuk/kumpul.

  • Proses Pengambilan tanah merah dari dusun Hulu

Tanah merah dan tanah liat diangkut memakai keranjang/loyang oleh beberapa wanita/perempuan dibawah ke lokasi kerja. Pengambilan bisa dari dusun sendiri maupun dibeli dari dusun orang lain.

  • Proses Penjemuran.

Pasir dan tanah liat yang sudah diambil diletakan diatas karung baru dijemur. Pada saat menjemur, tanah harus di pukul-pukul supaya gumpalan tanahnya pecah. Proses penjemuran bisa berlangsung 1-2 hari tergantung panas matahari.

  • Proses Perendaman

Tanah yang telah dijemur, diletakan di dalam loyang dan diberi air (rendam). Hal ini bertujuan untuk membuat tanah lentur sehingga mudah dibentuk.

  • Proses Pengayakan Pasir mengunakan tapisan halus.

Hal ini dilakukan untuk mandapatkan pasir yang halus

  • Proses Pencampuran tanah liat dan pasir

Tanah liat yang telah dibasahi, diambil dan dicampur dengan pasir dengan menggunakan tangan. Tanah dan pasir dipukul-pukul supaya bulat bentuknya

  • Proses Pembentukan (Kasih Badiri Sempe)

Letakan papan diatas bola,  apay/campur pasir sedikit, kemudian campuran tanah dan pasir yang telah menyatu membentuk bulatan tadi diletakan diatas papan dan sambil memutar bola, tanah liat tadi dibentuk sesuai bentuk sempe

  • Proses Meratakan Pinggir Sempe/belang

Pinggiran sempe/belanga kemudian diratakan dengan menggunakan gaba-gaba dengan cara dipukul-pukul pelan-pelan

  • Proses Melicinkan (Wai)

Proses ini dilakukan menggunakan plastik, namun pada jaman dahulu biasanya menggunakan kulit papaya.

  • Proses Meratakan Pinggiran dengan kulit gaba-gaba/belahan bambu
  • Proses Membuat Panta Sempe

Setelah pinggiran sempe jadi, bagian bawah (panta) ditaburi pasir, bentuk lagi tanah liat dan diletakan untuk menutup bagian bawah atau alas sempe dengan cara membentuk lingkaran tanah liat sesuai dengan alas sempe dan dilicinkan kembali bagian dalam dan luarnya menggunakan jari ibu dan telunjuk.

  • Proses penjemuran pertama ; proses ini dilakukan 1 – 3 jam  untuk mendapatkan bahan sempe menjadi setengah kering. Sempe belum memiliki alas/kaki
  • Proses Pengikisan dan Pelicin

Sempe yang telah kering dikikis bagian dalamnya dihaluskan dengan menggunakan belahan kulit bambu. Setelah itu dilicinkan lagi dengan menggunakan kulit bia.

  • Proses Peletakan alas sempe (Lakarei)

Sempe diletakan lagi di atas bola dengan posisi terbalik. Kemudian dengan menggunakan plastik, dibuat garis-garis (semacam pola) melingkar di bagian sempe. Setelah itu bagian yang telah digaris tadi dibasahi dengan air lalu bentuk kaki sempe. Setelah kakinya selesai, diratakan lagi dengan menggunakan gaba-gaba. Kemudian dilicinkan dengan menggunakan kain.

Meletakan kaki pada sempe bertujuan agar sempe bertambah tinggi dan kelihatan lebih cantik.

Proses ini menggunakan air agar pada saat kering nanti tidak terpisah antara bagian atas sempe dengan kakinya (menyatu sempurna). 

  • Proses Penjemuran ke dua ; setelah pemasangan kaki sempe/belanga, dilakukan penjemuran ke dua yang dilakukan selama 1-3 jam
  • Proses Pewarnaan

Sempe yang telah kering, seluruh bagiannya digosok dengan kain yang telah diberi warna merah yang berasal dari campuran tanah merah dan air.

  • Proses Pelicin

Sempe kemudian dilicinkan dengan menggunakan plastik (pada jaman dahulu, proses ini dilakukan dengan menggunaka daun suku/gayang)

  • Proses Penjemuran ketiga; setelah sempe/belanga yang sudah di warnai dengan tanah merah maka dilakukan proses penjemuran ke tiga, yang berfungsi untuk mengeringkan pewarna merah selama ½ – 1 jam.
  • Proses Pembakaran

Gaba-gaba dipotong (hala) kemudian disusun diatas senk membentuk tungku. Sempe kemudian diletakan dengan posisi miring. Setelah itu, diletakan lagi gaba-gaba dengan posisi berdiri dengan maksud agar sempe dapat tertutup. Ambil sebuah gaba-gaba, ikatkan kain diujungnya lalu celupakan di minyak tanah dan bakar bagian bawahnya.

Untuk proses ini harus menggunakan gaba-gaba yang banyak agar sempenya tidak hitam. Tetapi jika terlanjur hitam, sempe tersebut dapat kembali dibakar supaya mendapatkan warna merah.Saat membakar, hanya dapat digunakan gaba-gaba atau dengan atap supaya sempe/belanga dapat berwarna coklat tua.

  • Proses Buka Api

Dengan menggunakan gaba-gaba panjang, singkirkan abu-abu gaba-gaba kemudian ambil masing-masing sempe/balanga, dengan cara mengungkit sempe/belanga dari bagian dalam, kemudian mengungkitnya ke tempat lain.

  • Proses gosok (Ule) Damar

Sempe yang telah diangkat didiginkan sebentar selama 3-5 menit, kemudian damar dimasukkan ke dalam sempe dan dengan menggunakan gaba-gaba, damar yang telah mencair/meleleh dioles ke semua bagian sempe.

  1. Penggunaan damar dimaksudkan agar sempe mengkilat
  2. Sebelum mengangkat sempe dari api, biasanya ibu-ibu yang membakar sempe/balanga meneriakkan kata “Ule” sehingga saat mendengar kata ule diteriakan maka ibu-ibu/para wanita langsung berkumpul untuk mengoles damar. Jika ada 50 sempe/balanga maka diperlukan 10 orang wanita untuk mengoles sempe/balanga.

Biasanya untuk diangkut sempe disusun kemudian diikat dengan tali yang terbuat dari kulit pelepah sagu, yang disebut hahesi.

Masing-masing proses penjemuran memerlukan waktu 1-2 hari tergantung pada cuaca Setelah selesai mengoles damar maka sempe/balanga siap dipasarkan di pasar Kota Saparua , di pulau Seram, Kota Ambon dan beberapa wilayah di daerah Maluku. Bahkan karya budaya ini sudah mencapai Negara-negara Eropa melalui, orang-orang Ambon/Maluku yang menetap di Eropa.