Ambon Maluku, Sejarah adalah pohon kebenaran. Ungkapan ini sesungguhnya memberi indikasi jelas bahwa sejarah bukan semata fakta kronik akan tetapi lebih daripada itu memberi argumentasi tegas akan konten dan konsep sebenarnya. Dalam kaitannya dengan hal ini di Maluku ada perbedaan konsepsi tentang sejarah gereja Ebenhezer di Sila Nusalaut, dan gereja Imanuel di Hila. Dari konsep nama memang memiliki kesamaan Sila dan Hila, Leinitu dan leihitu akan tetapi fakta historis prinsipnya tidak bisa dibuktikan secara akademik. Hal ini kemudian menjadi permasalahan yang penting dilakukan sebuah kajian akademik tentang sejarah gereja hila dan Sila. Menjawab Kontraversial ini Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon pada tahun 2014, menganggarkan alokasi dana untuk dilakukan penelitian tentang sejarah gereja di Sila dan Hila. Ketua pokja Penelitian Sejarah Gereja Hila Dan Sila Mezak wakim mengatakan memang kontribusi positif dari hasil penelitian ini kemudian akan menjadi jawaban atas kotraversi sejarah gereja dimaksud. Pendekatan sejarah kemudian menjadi referensi utama menjawab dua gereja yang berbeda lokasi tersebut. Prinsipnya untuk membuktikan status tua atau awal pembangunan gereja tersebut akan di rujuk dari garis penetrasi eropa di Maluku. Lanjut sala satu anggota tim peneliti Dr Usman Thalib dosen Sejarah Universitas Pattimura Ambon bahwa tidak ada pembuktian dengan kata ” Katanya” dalam Ilmu Sejarah karena semua perlu bukti kajian mendalam. Oleh karena itu tutur Mezak Wakim, bahwa tim akan di bagi dua wilayah kajian yakni Gereja Ebenhezer di Negeri Sila dan Gereja Imanuel di Hila. Hasil penelitian pada dua gereja ini kemudian akan di satukan dengan pikiran rekomendasi tentang penetapan sejarah gereja yang di permasalahankan.