Kongres Kebudayaan Daerah Maluku : Wahana Promosi Hasil Penelitian BPNB Ambon

0
1969
Logo Kongres Kebudayaan Daerah Maluku

Ambon Maluku, Kebudayaan Daerah Maluku yang berciri kebudayaan masyarakat kepulauan, selama ini menjadi ruang eksplorasi menarik bagi para antropolog, sebut saja Joselin de Jonge, Corneles Van Vollenoven, Niko de Jonge dan Tos Van Dijk, Drabbe dan lainya. Para antropolog ini  mengembangkan karyanya pada etnografi masyarakat Maluku yang bervariasi pada wilayah di Maluku. Database ini menjadi referensi penting  bagi pembangunan Maluku secara berkelanjutan berbasis pada budaya lokal. Pemerintah Provinsi Maluku dalam hal ini Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku pada tahun 2014, merancang desain program kebangkitan kebudayaan daerah Maluku. Era emas bagi kebudayaan daerah maluku ini adalah melalui kegiatan Kongres Kebudayaan Daerah Maluku. Kegiatan ini secara substansi memperkenalkan identitas ke-Malukuan yang di rancang melalui kegiatan Seminar, Pameran, Kesenian Daerah Maluku dan lainya. Berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di maksud Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon  Stevanus Tiwery di ruang kerjanya melakukan rapat teknis dengan para peneliti dan teknis BPNB Ambon dalam menyikapi surat maupun poster yang di sampaikan Panitia Kongres Kebudayaan Daerah Maluku melalui LKDM (Lembaga Kebudayaan Daerah Maluku). Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon dalam rapat teknis tersebut menginstruksikan seluruh peneliti BPNB Ambon agar berpartisipasi melalui makalah yang merupakan hasil penelitian Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon selama ini. Lanjut Stevanus Tiwery dalam rapat teknis tersebut bahwa ini adalah saatnya BPNB Ambon memperkenalkan Kebudayaan Daerah Maluku. Karena itu seluruh staf peneliti diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi pelaksanaan kegiatan di maksud.

Para peneliti dan teknis BPNB Ambon yang hadir dalam rapat teknis tersebut antara lain Mezak wakim, Marthen Pattipeilohy, Jacquelin Pattiasina, Stenli Loupatti, Weldemina Pattinama, Ronald Rahajaan. Rapat Teknis tersebut dibuka langsung oleh kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Ambon.