Ambon- Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku gelar 2 event sekaligus; Karnaval Budaya Multietnik Nusantara dan Festival Musik Hawaiian 2017 pada Kamis, 18 Mei 2017 dalam rangka HUT Pattimura Ke-200 Tahun yang dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid Phd di Lapangan Merdeka Ambon. Tema Karnaval Budaya Multietnik Nusantara dan Festival Hawaiian 2017 yaitu Refleksi 200 Tahun Semangat Perjuang Pattimura : Memaknai Keberagaman untuk Persatuan dan Kesatuan Bangsa. Mengulas makna 200 tahun Pejuang Kapitan Pattimura di Maluku adalah momentum penting dalam berbagai perspektif dan format khusus dengan tema-tema representatif yang terkait dengan permasalahan yang mengemuka tentang pemaknaan kebudayaan sebagai manifestasi dari kemajuan bangsa. Kesamaan dalam aspek pemanfaatan dan pemaknaan kebudayaan nusantara dan musik Hawaiian menjadi penting dalam pembinaan karakter dalam pendekatan pembangunan berbasis kebudayaan.
Peserta Karnaval Budaya Multietnik 2017 terdiri dari 35 grup representasi berbagai suku bangsa nusantara dan lokal yang ada di Kota Ambon, yang berjumlah 15 terdiri dari suku Bali, Banten, Jawa Timur, Trenggalek, Banten, NTT, Kalimantan, Madura, Papua, Ternate, Buton, Bugis, Makassar, Minang dan 20 sanggar budaya yang ada di kota Ambon. Sedangkan Festival Musik Hawaiian diramaikan oleh grup musik Hawaiian yang ada di kota Ambon dan sekitarnya yang berjumlah 18 grup terdiri dari Grup Musik Hawaiian Pakuala Passo, Benteng Lautan Teduh, Manuhala Sou, Amarima Mahia, Teluk Ambon, Arnes Star, Sibu-Sibu, The Lady’s, Jong Ambonese, Amboina Black Roses, Titasomi HB Noloth, The New Titasomi, The Sagoes, Rusuwano Leahari, Imanuela, Trio SMP Negeri 6 Ambon.
Sebelum melakukan pawai, masing-masing peserta menampilkan tarian tradisional dari masing-masing daerah di depan para tamu undangan yang hadir. Tidak hanya itu, grup musik Hawaian juga turut menghibur dengan melantunkan lagu-lagu Maluku diiringi musik hawaian yang khas. Menggunakan pakaian tradisional dengan atribut khas daerah masing-masing, para peserta karnaval kemudian melakukan parade meninggalkan Lapangan Merdeka Ambon kemudian menyusuri rute Jl. Pattimura , Jl. Diponegoro, Jl. A.M Sangadji, Jl. A Y Patty, dan berakhir di Gong Perdamaian. Masyarakat kota ambon meninggalkan sejenak aktivitasnya dan memadati jalan-jalan yang dilalui oleh peserta karnaval. Karnaval semakin semarak dengan iringan musik dari Marching Band Korem Binaya 151 dan Marching Band SMA Xaverius. Tak hanya itu, masing-masing paguyuban dan sanggar budaya pun mempertontonkan aksinya. Paguyuban Trenggalek menampilkan kesenian tradisionalnya Jaranan Turonggo Yakso yang menggunakan kuda kepang yang terbuat dari kulit sapi/kerbau dan berkepala raksasa berambut tebal dan diiringi gending yang dinamis mengikuti gerak tari. Sanggar Wairanang dari Negeri Soya turut menampilkan tari Sau Reka-Reka yang dimainkan dengan 6 buah gaba-gaba dari pelepah sagu secara menyilang dengan iringan musik totobuang.
Sementara itu Grup Band Hawaiian pun tak kalah seru menghibur masyarakat kota Ambon yang masih memadati tribun Lapangan Merdeka Ambon dengan suara merdunya menyayikan lagu-lagu Maluku diiringi musik khas Hawaiian yang telah melegenda sampai ke pelosok Maluku. Meskipun hujan mengguyur kota Ambon, masyarakat tetap antusias menikmati alunan musik Hawaiian hingga malam hari. Semarak peringatan pejuang Kapitan Pattimura yang ke 200 dengan Festival Musik Hawaiian, musik tradisional orang Maluku dan Karnaval Budaya Multietnik dengan keberagaman suku bangsa dan budayanya, patut kiranya dimaknai sebagai pemersatu bangsa sehingga budaya-budaya yang telah diwarisi dapat diteruskan kepada generasi muda.