Gebyar Budaya BPNB Maluku 2019; Ambon UNESCO City of Music

0
931

Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku mengadakan serangkaian kegiatan yang tergabung dalam Gebyar Budaya BPNB Maluku 2019 di Lapangan Merdeka, Ambon, Selasa (26/11/2019). Kegiatan Gebyar Budaya yang bertajuk Ambon UNESCO city of music merupakan dukungan terhadap pemerintah Kota Ambon atas ditetapkannya Ambon sebagai kota kreatif khususnya dibidang music oleh UNESCO pada 30 Oktober 2019 dan juga program Direktorat Kebudayan yaitu Indonesiana dengan menampilkan music tradisional suling bambu.

Kegiatan Gebyar Budaya BPNB Maluku 2019 merupakan kegiatan tahunan yang menampilkan budaya yang ada di Maluku. Tahun ini, dengan tema “ Ambon City of Music “, Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku bersama dengan Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, Balai Pelestarian Nilai Budaya Papua, Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara, Balai Pelestarian Cagar Budaya D.I.Y dan Balai Arkeologi Maluku.

Dengan mendukung penuh Ambon sebagai kota musik dunia, Balai Pelestarian Nilai Budaya juga turut mengundang paguyuban nusantara dan komunitas/sanggar pelaku kesenian tari dan musik untuk mendukung kegiatan Gebyar Budaya BPNB Maluku 2019.

Dalam waktu tiga hari, kegiatan dimulai dengan Karnaval budaya yang di buka oleh Wakil Walikota, Syarief Hadler yang dengan harapan dapat membangun budaya yang ada di Maluku. Karnaval Budaya diikuti oleh kurang lebih tiga puluh paguyuban dan komunitas/sanggar yang diarak-arakan di sekitar pusat kota Ambon.

Bersamaan hari, Pameran bersama selama tiga hari yang diikuti oleh undangan dari direktorat kebudayaan, BPNB Papua, BPNB Sumatera Barat, BPCB Maluku Utara, BPCB D.I.Y dan juga Balitbang, Balai Akeologi Maluku dengan menampilkan khas budaya dari instansi masing-masing.

 

Rabu (27/11), Kegiatan Pagelaran Seni Musik Tradisional Maluku dilakukan pada malam hari yang menampilkan music tradisional Maluku dan juga kolaborasi bersama BPNB Sulawesi Utara, Kolintang. Dengan mengundang pelaku seni musik tradisional seperti musik Hawaiian, totobuang, musik terompet dan musik hadrat, BPNB Maluku mampu menyatukan perbedaan menjadi sebuah harmonisasi yang menggambarkan profil masyarakat kota Ambon sebagai pelaku music yang sudah menjadi DNA sejak lahir atau menjadi kodrat kepada orang Ambon, kata Ronnie Loppies, Direktur Ambon Music Office.

Diharapkan dalam mengembangkan kesenian, tradisi dan budaya yang ada di Maluku, seluruh masyarakat Maluku dapat mengambil bagian untuk memberikan yang terbaik untuk Maluku sendiri juga dapat mempertahankan dan melestarikan budaya yang sudah ada sejak dulu.

Marchian Talahatu