Ambon- BPNB Maluku kembali menggelar Festival Budaya Letti 2017 tepatnya Jumat, 5 Mei 2017 di Desa Nuwewang, Kecamatan Letti, Maluku Barat Daya. Selama 21 tahun berkarya baru kali ini BPNB Maluku menghelat festival di Kecamatan Letti, MBD yang terkenal dengan identitas “Kalwedo”. Peserta dalam event ini berasal dari 7 Negeri (desa) yakni desa Laitutun, desa Batumai, desa Tutukey, desa Tomra, desa Nuwewang, desa Tutuwaru, dan desa Luhulely. Dengan tema “Cintai Negerimu, Lestarikan Budayanya”, festival ini kembali mengangkat tari-tarian tradisional masyarakat Letti seperti tari Seka Besar, tari Welkey, tari Lompat Welkey, tari Yorwoy, tari Lalane, tari Nyarunmasa, dan tari Wulyaklake yang telah diwarisi turun-temurun. Biasanya tari-tarian tersebut hanya ditampilkan pada hari-hari besar, pada upacara-upacara adat, dan untuk penyambutan tamu.

Pementasan Tarian Adat Sanggar Seni Lawain Negeri Laitutun

Festival ini sangat meriah karena dari 7 negeri ada 14 grup yang memeriahkan festival ini dengan menampilkan masing-masing tariannya yang menunjukkan identitas masing-masing desa. Tidak hanya tarian, busana yang digunakan pun terbilang unik, menggunakan busana adat tradisional, kain tenun, kain basta, lengkap dengan asesoris dan atribut adat yang disesuaikan dengan tarian yang ditampilkan seperti pada tari Seka Besar yang dibawakan oleh Negeri Laitutun menggunakan Wutu (ikat kepala) yang terbuat dari daun koli yang melambangkan perang, wutu wara (snikir), tiometme atau tombak yang dibuat dari kayu yang melambangkan salah satu alat perang yang sering dipakai pada saat melakkan tarian adat atau tari perang, dan wehle (paring) yang merupakan salah satu kelengkapan alat perang yang tidak dapat dipisahkan dari tarian Seka Besar.

Masyarakat setempat begitu antusias dan tertib menyaksikan secara langsung festival yang diselenggarakan di desa yang terbilang terisolir, terpinggirkan dan masih jauh dari sentuhan dan perhatian namun ternyata menyimpan sejuta budaya asli yang berkarakter dan mempunyai identitas serta patut untuk dipertahankan, dilestarikan, dan dilibatkan dalam event-event nasional. Tari-tarian ini bahkan bisa dijadikan sebagai modal dasar dalam pembangun berkesinambungan  di bidang pariwisata di kabupaten MBD. Masyarakat sangat berterimakasih dengan adanya Festival Budaya Letti dapat menjadi solusi awal dari keterbatasan ruang dan dukungan dana, terutama perhatian dari pemerintah provinsi  maupun kabupaten untuk memperkenalkan kebudayaan mereka.

Melalui Festival Budaya Letti Tahun 2017, diharapkan dapat meningkatkan rasa cinta dan rasa memiliki terhadapa tari-tarian tradisional di kalangan masyarakat khususnya generasi muda se-pulau Letti. Sudah saatnya masyarkat berkomitmen yang kuat untuk terus menjaga dan melestarikan dan mewariskannya kepada generasi muda, serta mengembangkan dan memanfaatkannya demi kemaslahatan bersama di Kabupaten MBD secara khusus dan masyarakat bangsa Indonesia secara umum.