Rabu, Giliran BPK Wilayah IV ke Disbudpar Bintan

0
100
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan

Setelah bersilaturahmi dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, pada Rabu (8/2) BPK Wilayah IV menyambangi Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bintan. Kantor tersebut menempati bangunan eks. Gedung MTQ Kabupaten Bintan di Teluk Bakau.

Pada silaturahmi tersebut Jumhari ditemui Arif Soemarsono (Kepala dinas). Turut hadir dalam pertemuan tersebut Aryati (Sekretaris Disbudpar), Robi Almustakim dan Agus Supriyanto (keduanya Pamong Budaya Disbupar Bintan), Abdullah (Staf Disbudpar Bintan dan Daya Desa Berakit, Bintan), dan Hendri Purnomo (Pamong Budaya BPK Wilayah IV).

Dalam kunjungan tersebut, selain perkenalan dan memaparkan Tugas, Pokok, dan Fungsi (Tupoksi) BPK Wilayah IV yang cakupannya lebih luas dibandingkan semasa BPNB. Tupoksi BPK meliputi nilai budaya (intangible) dan cagar budaya (tangible). Cagar budaya dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) menjadi topik bahasan pertemuan mereka kali pertama. Kabupaten Bintan mempunyai cagar budaya di antaranya adalah Bukit Kerang (Kjokkenmoddinger) di Kawal Darat dan Rumah Tua Melayu di Desa Berakit.    

Topik lain yang menjadi bahan perbincangan hari itu adalah terkait kearifan lokal-kearifan lokal yang berpotensi menjadi materi muatan lokal di sekolah, inventarisasi data-data sanggar penggiat budaya Bintan.

Jumhari juga sempat berkunjung ke Museum Bahari yang bangunannya terinspirasi dari bentuk sampan kajang yang biasa dipakai oleh orang Suku Laut. Dapat dikatakan, sampan kajang bukan hanya sarana transportasi orang Suku Laut, melainkan rumah atau tempat tinggal. Mereka hanya akan turun dari sampan tersebut untuk keperluan menjual ikan kepada tauke, menguburkan orang Suku Laut yang meninggal, dan sebagainya. Maka, jika tidak ada alasan untuk ke darat mereka akan tetap berada di dalam sampan kajangnya.

Museum Bahari mempunyai beragam koleksi, di antaranya adalah ragam replika sarana transportasi laut yang berada di lantai satu, sedangkan lantai dua berisi koleksi etnografika orang Suku Laut, dan kehidupan kebaharian Kepulauan Riau. ***

(Jauhar Mubarok)