Tak banyak perpustakaan umum di Tanjungpinang. Selain perpustakaan Muhammad Yusuf Ahmadi milik Pemprov Kepri dan perpustakaan Pemko Tanjungpinang. Perpustakaan semi publik yang banyak koleksi buku sejarah dan budaya yang bisa jadi tujuan adalah perpustakaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri. Apa keistimewaan perpustakaan ini?
—————–
Lokasi perpustakaan ini gampang ditemui. Berlokasi di Jalan Pramuka Nomor 7 Tanjungpinang dan berada di lantai 1 kantor BPNB Kepri. Lokasinya strategis karena disisi kanan dan kiri kantor BPNB Kepri ini berdiri dua sekolah, yakni SMK 1 Tanjungpinang dan SMK 2 Tanjungpinang. Tempatnya juga dekat dengan eks kantor Gubernur Kepri lama yang kini berubah menjadi kantor Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Kepri. Kawasan kantor BPNB Kepri juga bisa diakses dengan mudah karena transportasi umum, seperti angkutan kota juga lewat daerah ini.
Layanan perpustakaan menjadi salah satu layanan unggulan BPNB Kepri selain kegiatan penelitian. Perpustakaan berdiri sudah lama seiring keberadaan kantor BPNB Kepri yang sudah berdiri di Tanjungpinang sejak tahun 1986. BPNB Kepri merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang kebudayaan yang berada di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Balai ini sebelumnya bernama BPNB Tanjungpinang dan awal 2016 berubah nama jadi BPNB Kepri.
Sebelumnya bernama Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional (BKSNT) kemudian berubah nama lagi menjadi Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT) Tanjungpinang. Peletakan batu pertama pembangunan gedung Balai ini dilakukan tanggal 17 Juli 1985 oleh Prof. J.B. Sumarlin, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Pendirian diprakarsai oleh tokoh, budayawan, sejarawan dan akademisi dari Riau Daratan dan Riau Kepulauan, Pemda Riau dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kini perpustakaan BPNB Kepri menempati ruangan lantai satu yang luasnya sekitar 30 x 30 meter. Fasilitas perpustakaan disediakan wifi gratis untuk memanjakan pengunjung. Perpustakaan terbuka untuk umum. Koleksi bukunya lumayan banyak, sekitar 5 ribuan buku yang terdiri dari buku sejarah, budaya, sastra, agama dan buku tema lain. Hasil penelitian peneliti BPNB Kepri juga tersedia, sekitar 700-an judul. Hasil penelitian itu sesuai dengan wilayah kerja BPNB Kepri mencakup Provinsi Kepri, Riau, Jambi dan Babel.
“Perpustakaan ini terbuka untuk umum. Siapa saja boleh datang. Untuk membaca atau mencari data untuk difotokopi juga boleh. Koleksi yang paling banyak buku tema sejarah dan budaya,”kata Koordinator Perpustakaan dan Dokumentasi BPNB Kepri, Zulkifli Harto, kemarin.
Ia menyebutkan, pengunjung yang banyak datang rata-rata mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang di Tanjungpinang dan dari Batam. Ada juga dosen sejumlah kampus. Wartawan dan fotografer juga sering datang untuk melihat koleksi yang ada di perpustakaan ini. Selain buku, juga dipajang sejumlah barang koleksi khas Kepri, Riau, Jambi dan babel. Sebut saja misalnya gasing urusan jumbo dari Babel, ada juga tenunan cual, tudung manto dari Daik Lingga dan juga ada koleksi tanjak khas Melayu. “Tiap hari ada saja mahasiswa yang datang. Kita juga punya koleksi naskah kuno. Bisa dilihat dan dibaca. Huruf Arab Melayu,”ujarnya.
Selain mahasiswa dan dosen, pelajar SMA hingga taman kanak kanak juga sering berkunjung. Semuanya dilayani dengan baik oleh pegawai perpustakaan yang berjumlah empat orang. Dengan kondisi ruangan yang cukup besar dan ruangan full air conditioner (AC), pengujung diharapkan betah dan berlama-lama untuk belajar. Setiap tahun jumlah buku koleksi juga ditambah. Tak hanya itu, hasil penelitian BPNB Kepri juga semakin banyak dan diterbitkan jadi buku.**