Jalan-jalan ke Kepri belum langkap kalau belum menikmati nasi dagang. Nasi dagang Kepri dikukus dengan santan kelapa dan ditambah ikan tongkol, ikan bilis, ikan tamban, telur ayam, dengan sambal. Setelah itu, dibungkus dengan daun pisang.
Bumbu nasi dagang berupa bawang merah, biji kelabet, dan daun sereh. Kari ikan tongkol atau tenggiri sering kali merupakan satu-satunya lauk untuk nasi dagang. Lauk lain untuk nasi dagang misalnya kari kambing atau kari kepala ikan. Nasi dagang berbeda dari nasi lemak yang umumnya dimakan bersama ikan bilis dan telur. Hidangan ini disebut nasi dagang karena pada zaman dulu dibawa sebagai bekal oleh orang kampung yang pergi untuk berdagang. Sewaktu bepergian jauh, pedagang membawa nasi berisi kari ikan dan acar yang dibungkus daun pisang.
Dalam melestarikan nasi dagang, Forum Usaha Pangan Industri Rumah Tangga Tanjungpinang, Kepri menyelenggarakan Festival Nasi Dagang 16-17 Desember 2017. Festival Nasi Dagang ini tidak hanya sekadar melestarikan kuliner lokal, melainkan juga mendorong ibu rumah tangga untuk lebih kreatif. Nasi dagang yang memiliki rasa yang lezat diminati masyarakat lokal dan wisatawan.
Sapril S, panitia festival menyebutkan, bazar dan Festival Nasi Dagang ini juga dalam memperingati Hari IBU, yang diselenggarakan di halaman parkir Swalayan Al Baik Batu 8 Tanjungpinang. Festival Nasi Dagang ini diharapkan memberi semangat baru kepada masyarakat untuk kembali mengangkat khazanah kuliner lokal, yang dapat menjadi motor penggerak ekonomi. Nasi dagang yang dibungkus daun pisang memiliki cita rasa tersendiri, ditambah lauknya yang bervariasi.
Cara menikmati nasi dagang ini pun sebenarnya berbeda dengan menikmati masakan lainnya. Para orang tua terdahulu, makan nasi dagang dengan menggunakan sendok yang dipotong dari unjung daun kemasan nasi dagang ini sebagai sendoknya. Kemasan dan cara menikmati nasi dagang membuat makanan ini ramah lingkungan, dan sehat. Khusus pada festival ini, kata dia panitia menetapkan lauknya wajib berasal dari laut seperti ikan. **
