Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Mungkin pepatah lama ini cocok disematkan kepada sosok Rida K. Liamsi. Tentu pada konteks pemaknaan yang positif. Di mana pada usia menjelang menginjak kepala delapan budayawan dan novelis kelahiran Dabo, Kabupaten Lingga ini masih produktif menelurkan karyanya. “Lanun Tualang Tiga”, demikian judul novel karyanya yang diluncurkan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga. Acara peluncuran novel dengan latar fiksi-sejarah tersebut dilakukan di Gedung LAM Kabupaten Lingga, pada Senin (22/05).
Acara peluncuran buku ini dihadiri Siswadi (Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah), Azmi (Kepala Dinas Kebudayaan), OPD, tokoh masyarakat, penulis, Kepala SDN 001, Komunitas Sastra di Laut.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi, penyerahan buku, dan penandatanganan kaver besar buku novel “Lanun Tualang Tiga”. Karena ada kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan Nizar, Bupati Kabupaten Lingga, baru dapat menandatanganinya pada Selasa (23/05).
Novel Lanun Tualang Tiga merupakan salah satu dari beberapa buku yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga pada tahun ini. Penerbitan buku-buku tersebut tersebut menunjukkan Kabupaten Lingga terkait pemajuan kebudayaan.
Bagi Rida K. Liamsi sendiri kehadiran novel Lanun Tualang Tiga ini menambah deret panjang novel-novel yang telah lahir dari tangannya. Di antaranya novel-novel tersebut adalah Bulang Cahaya, Megat, Mahmud Sang Pembangkang, Selak Bidai Lepak Subang Tun Irang, Hamidah.*** (Jauhar Mubarok)
