Acap kali kebudayaan daerah atau kebudayaan tradisional tertinggal di belakang langkah-langkah yang serba bergegas, sebagaimana tuntutan modernitas yang menaunginya. Tidak hanya tertinggal, sebagian lagi malah ditinggalkan dengan sengaja tanpa memberi ruang untuk hidup. Padahal kebudayaan-kebudayaan tersebut masih mempunyai pendukung kebudayaannya, meski mini, yang masih tekun merawat untuk tetap hidup. Harapannya akan lebih tumbuh dengan subur, walau di ruang yang mungil.
Di sisi yang lain, kebudayaan-kebudayaan tersebut banyak yang terlupakan atau sengaja dilupakan karena terkagum dengan sesuatu yang baru. Padahal kebudayaan daerah tersebut berada di depan mata dan hidungnya. Maka, sebagai upaya untuk menyosialisasikan dan menyebarluaskan informasi tentang kebudayaan-kebudayaan tersebut pada 2021 BPNB Provinsi Kepulauan Riau memproduksi 12 film dokumenter. Kedua belas film dokumenter tersebut dikerjakan dengan melibatkan berbagai pihak: rumah produksi, komunitas budaya, Dinas Kebudayaan, serta masyarakat pemilik karya budaya.
Kedua belas film dokumenter tersebut adalah Orang Darat di Batam, Tunjuk Ajar dalam Sampiran Pantun Melayu, Ramuan dan Pengobatan Tradisional di Pulau Bintan, Tari Melemang: Tarian kayang dari Bintan, Mandi Safar di Desa Penaga Kabupaten Bintan, Upacara Tolak Bala’ Desa Tembeling, Zapin Kote: Zapin Tue yang Tersise, Mak Andak: Rentak Kompang Arak, Bot: Perahu Tradisional Khas Bintan, Kerajinan Anyaman di Bintan, Gendang Siantan: Musik Tradisional Khas Siantan, dan Wau: Layangan Khas Melayu. Film-film tersebut dapat disaksikan di kanal Youtube BPNB Kepulauan Riau.
Pandemi Covid-19 yang belum benar-benar teratasi menjadikan produksi film-film dokumenter 2021 dilakukan di Provinsi Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dan tema-tema film tersebut di Kepulauan Riau untuk mengurangi mobilitas serta meminimalisir terpapar oleh virus tersebut.
Sebagai bentuk apresiasi dan evaluasi terkait dengan film-film dokumenter yang telah diproduksinya pada Senin (12 Januari 2022) BPNB Provinsi Kepulauan Riau menggelar Gebyar Apresiasi Film Dokumenter BPNB Provinsi Kepulauan Riau. Apresiasi tersebut supaya para pembuat film dokumenter tersebut pada tahun mendatang semakin semangat untuk menghasilkan film-film yang menarik dan juga edukatif.
Dalam sambutannya Toto Sucipto menyampaikan, “Maksud dari produksi film-film dokumenter tersebut, kita berupaya untuk melengkapi bahan-bahan kebudayaan di wilayah kerja BPNB Provinsi Kepulauan Riau”.
Lebih lanjut harapannya, “Film-film dokumenter tersebut dapat membantu pengenalan-pengenalan kebudayaan. Untuk meningkatkan ketahanan kebudayaan serta menguatkan identitas, jati diri dan karakter bangsa”.
Terdapat dewan juri yang dipercayakan untuk melakukan evaluasi dan menilai film-film dokumenter tersebut. Mereka adalah adalah Rama Suprapto, Tonny Trimarsanto, dan Agung Sentausa. Sidang dewan juri dilakukan secara daring pada Sabtu (8 Januari 2022).
Hadir salah seorang dewan juri pada kegiatan tersebut, Rama Suprapto. Pada kesempatan tersebut beliau mengingatkan esensi film dokumenter. “(Film) dokumenter adalah mendokumentasi peristiwa seni dan budaya yang punyai rasa, kekuatan dalam ruangnya. Dokumenter itu mengangkat hal itu supaya lebih jelas. Film dokumenter harus punya hasil di mana penonton jauh lebih mengerti lebih dalam tentang isi ceritanya”.
Bagi masyarakat yang ingin melihat film-film dokumenter di atas dapat mengaksesnya di ruang Perpustakaan BPNB Provinsi Kepulauan Riau atau melalui kanal Youtube BPNB Provinsi Kepulauan Riau. *** (Jauhar)