Diskusi Sejarah dan Budaya Dengan Mahasiswa Stisipol

0
1419
Zulkifli Harto menjawab pertanyaan mahasiswa

Puluhan Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Stisipol Raja Haji berkunjung ke Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Kamis lalu. Acara diskusi tentang sejarah dan budaya berlangsung hangat. Mahasiswa banyak mempertanyakan kondisi kekinian budaya di Kepri.

Salah seorang mahasiswa menanyakan soal prosesi tata cara perkawinan yang saat ini sudah banyak yang dianggap tak lagi standar. Diantaranya, tata cara berinai. Mahasiswa ini mengharapkan agar pemerintah daerah, lembaga adat dan BPNB Kepri bisa meluruskan kondisi ini. Ada juga mahasiswa yang melihat kondisi anak muda yang mengelu-elukan budaya barat dan melupakan budaya Melayu. Ada juga yang menyinggung soal Orang Melayu berpakaian baju kurung, tapi bentuknya ketat dan mengundang syahwat.
“Baju kurung dibuat ketat. Baju dinas kantor juga ketat. Ini siapa yang harus menindak dan meluruskan,”kata Abdul Rajab, salah seorang mahasiswa.
Koordinator Perpustakaan dan Dokumentasi, Zulkifli Harto menyebutkan, pelestarian kebudayaan Melayu menjadi fokus dan tanggungjawab BPNB Kepri. Namun, soal praktek di lapangan dan dalam kehidupan sehari-hari, pihaknya tak bisa berbuat banyak. “Pemda dan LAM yang punya tanggungjawab lebih eksekusi di lapangan. Soal berpakaian, ini dikembalikan ke masing-masing pribadi. Kalau berpakaian mengundang syahwat, itu membuat orang lain berdosa. Bisa memantik orang berbuat jahat,”kata Zulkifli, kemarin.

Dalam kegiatan ini, Zulkifli juga mensosialisasikan keberadaan BPNB Kepri. Termasuk memaparkan visi misi dan tugas BPNB yang kantornya di Tanjungpinang sudah berusia cukupm lama, tahun 1985. Wilayah kerjanya membawahi empat provinsi, yakni Kepri, Riau, Jambi dan Babel. BPNB Kepri statusnya UPT Kemdikbud yang berada dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan.**