Akhmad Elvian, Budayawan Babel Dapat Anugrah Kebudayaan

0
1044
Mendikbud Prof DR Muhadjir Effendy menyerahkan anugrah kebudayaan kepada Akhmad Elvian, Rabu (26/9) kemarin. (foto:istimewa)

Akhmad Elvian yang dikenal sebagai sejarawan dan budayawan Bangka Belitung mendapat Anugrah Kebudayaan Kategori Pelestari dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Sekretaris DPRD Kota Pangkalpinang itu mendapat anugrah kebudayaan atas dedikasi dan pengabdiannya dalam pelestarian adat istiadat budaya Bangka.

Penyerahan anugrah dilakukan Mendikbud Prof DR Muhadjir Effendy di Plaza Insani, Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (26/9) kemarin. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi
pemerintah terhadap tokoh yang peduli secara sungguh-sungguh (berdedikasi ) dalam pelestarian kebudayaan yang dibuktikan dengan karya karya nyata. Proses seleksi terhadap
penerima penghargaan dilakukan oleh pakar independen dan memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing.

Elvian mengaku bersyukur dedikasinya selama ini diparesiasi oleh pemerintah. Ada 51 tokoh yang dapat penghargaan. “Karya karya saya yang terkait sejarah dan budaya adalah
salah satu unsur penting dalam penilaian.Penghargaan ini Saya persembahkan bagi masyarakat Bangka Belitung. Bagi pribadi saya dan keluarga penghargaan ini dapat lebih
memotivasi diri lebih giat lagi dalam berkarya,”kata Elvian, kemarin.

Ia berterima kasih kepada seluruh masyarakat Bangka Belitung yang telah mendukung segala upaya yang dilakukan selama ini. Mantan Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan  Olahraga Kota Pangkalpinang itu berharap suatu saat akan lahir banyak, pelopor, pelestari, pencipta dan penemu serta maestro seni tradisi dan budaya dari Bangka Belitung.
“Saya juga berharap kepada pemerintah daerah agar lebih bersungguh-sungguh dalam pembangunan bidang kebudayaan karena melalui kebudayaan, watak, jatidiri dan karakter bangsa  dapat terbentuk dengan baik serta kualitas SDM kita betul-betul handal dalam menghadapi era milenial ini,”ujarnya.

Menurutnya, jatidiri kebudayaan harus dibangun karena akan menjadikan identity. Dan identity akan menunjukkan bahwa negeri ini yang memilki dignity (marwah) yang agung.
“Semoga kemelayuan kita tetap lestari, tak Melayu hilang di bumi,”sebutnya.

Tokoh yang satu ini lahir di Pangkalpinang, tanggal 14 Oktober 1965. Ia menamatkan Strata 1 (S1) Sejarah dan Antropologi di IKIP Jakarta, lulus Tahun 1988. Sebelumnya, ia
memperoleh sejumlah piagam penghargaan. Antara lain, piagam Penghargaan dari Walikota Pangkalpinang dalam rangka memperingati Setengah Abad Kota Pangkalpinang sebagai Daerah  Otonom (1956-2006) atas segala bantuan, dukungan dan partisipasinya dalam membangun Kebudayaan Kota Pangkalpinang, 14 November 2006. Piagam Penghargaan dari Gubernur  Kepulauan Bangka Belitung atas karya dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Hari Jadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  ke-11 (21 November 2000 – 2011).Penghargaan dari Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) dan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung atas partisipasinya sebagai Pemakalah dalam  seminar Internasional VII, 19-22 November 2010.

Selain itu, penghargaan Nomor: 687/Dit. NS/ XI/2011 dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai Pembicara “Dialog
Interaktif Kesejarahan” 21-23 November 2011. Penghargaan dari Kementerian Agama RI atas partisipasinya sebagai Pembicara dalam “The 11th Annual Conference on Islamic
Studies”, 13 Oktober 2011. Penghargaan dari Gubernur Kepulauan Bangka Belitung atas Partisipasinya dalam “International Seminar on Marine Tourism”, 21 September 2011.
Penghargaan dari Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjung Pinang Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI atas partisipasinya sebagai Narasumber dalam
Sinkronisasi Kebudayaan, 12-13 Mei 2011. Satyalancana Karya Satya 10 Tahun, 27-10-2003, 079/TK/TAHUN 2003, dari Presiden Republik Indonesia.
Satyalancana Karya Satya 20 Tahun, 20-06-2010, 26/TK/TAHUN 2010, dari Presiden Republik Indonesia. Piagam Penghargaan dari Ketua Tim Pengusul Pahlawan Nasional Provinsi  Kepulauan Bangka Belitung sebagai Pembicara pada Seminar Nasional Usulan Pahlawan Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 29 Oktober 2016.

Selain kolumnis di surat kabar yang ada di Babel, Akhmad Elvian penulis buku yang produktif. Diantara buku-bukunya, antara lain Kotakapur dalam Lintasan Sejarah Bahari,
Kampoeng Bangka, Pangkalpinang, Kota Pangkal Kemenangan, Toponim Kota Pangkalpinang, Permainan dan alat musik tradisional Kota Pangkalpinang, Perang Bangka, tahun 1812-1851  Masehi, Organisasi sosial suku bangsa Melayu Bangka. Karya lain, yaitu Drs. H. Zulkarnain Karim, MM : pancawarsa membawa perubahan Kota Pangkalpinang, Alat tangkap  tradisional Kota Pangkalpinang, Tari pinang sebelas, kota Pangkalpinang : suatu tinjauan makna simbolis, Pakaian adat dan pakaian adat pengantin paksian serta upacara adat  perkawinan Kota Pangkalpinang. Ada lagi beberapa buku karyanya. **