Penyengat Jadi Warisan Dunia Dapat Dukungan

0
705

Penyengat

Masyarakat Pulau Penyengat, Tanjungpinang mendukung upaya Pemprov Kepri dan Pemko Tanjungpinang mengusulkan Pulau Penyengat sebagai cagar budaya nasional dan warisan dunia. Dukungan itu disampaikan dalam bentuk warga memberikan tandatangan dalam acara di Balai Kelurahan Penyengat, Rabu (9/9) malam.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Arifin Nasir mengatakan, dukungan masyarakat Penyengat sebagai salah syarat untuk pengusulan. Syarat lain telah dilengkapi, yakni Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepri menjadikan Penyengat sebagai cagar budaya nasional dan warisan dunia. “Untuk deskripsi pengusulan tentang Penyengat telah selesai. Dikerjakan Tim Pengusulan Penyengat sebagai Warisan Dunia yang dipimpin DR Abdul Malik M.Pd. Kami berterimakasih pada masyarakat Penyengat yang memberikan dukungan,”kata Arifin.
Dalam pertemuan, Arifin Nasir didampingi DR Abdul Malik M.Pd, Raja Mansyur Razak selaku wakil ketua tim, Norwati dari Disparbud Kota Tanjungpinang dan sejumlah kabid di Disbud Kepri. Hadir juga sejumlah tokoh masyarakat Penyengat, seperti Raja Malik, Tengku Fahmi  dan puluhan warga. Selain meminta dukungan warga, juga dilakukan sosialisasi.

Sosialisasi Penyengat Warisan Dunia1
“Tanggal 20 September nanti kami ke Kemendikbud. Menyerahkan usulan. Kami harap dukungan warga ini menjadi nilai yang utama. Penyengat pantas sebagai cagar budaya nasional dan warisan dunia. Tahap awal memang cagar budaya nasional, baru tahun 2016 diusulkan jadi warisan dunia,”ujarnya.
Ketua Tim Pengusulan Penyengat sebagai Warisan Dunia, DR Abdul Malik M.Pd mengatakan, pihaknya telah melakukan telaahan terhadap sejumlah daerah yang juga diusulkan jadi warisan dunia. Ada Sawahlunto, Sumbar dan Kota Tua, Jakarta. “Penyengat jauh lebih unggul. Pulau bersejarah ini dibangun orang Melayu, bukan penjajah.,”kata Malik.
Menurutnya, ada sejumlah alasan Penyengat sangat layak menjadi warisan dunia. Pertama, Penyengat sebuah pulau kecil 1,7 Km2, tapi menjadi ibukota Kesultanan Riau Lingga Johor dan Pahang. Kedua, Penyengat menjadi pusat tamadun Melayu dan Penyengat menjadi pusat pengembangan bahasa Melayu terbesar. “Sejarah Penyengat lebih heroik ketimbang Malaka yang telah duluan ditetapkan menjadi warisan dunia. Malaka sebagai Bandaraya dibangun oleh Portugis,”ujarnya.
Masyarakat diminta memberikan dukungan untuk pengusulan ini. Setelah penetapan, nantinya Penyengat menjadi perhatian dunia. Malaka dikunjungi 12 juta turis per tahun. Harapannya, Penyengat juga dilirik wisatawan. Perekonomian masyarakat Penyengat juga akan meningkat. (dea).