Berjenjang dari Lingga Jadi WBTB Indonesia

0
649
Tugu khatulistiwa, ikon Desa Mentuda, Kabupaten Lingga. foto:antara.com

Tarian ini kondisinya hampir punah. Sudah jarang ditampilkan karena tak ada lagi tetua yang dalam upacara berperan sebagai dukun (pawang). Saat dukun itu masih hidup, tarian ini masih ditampilkan dalam mengiringi upacara berjenjang. Upacara ini gunanya untuk pengobatan melalui perantaraan dukun (pawang). Tarian ini fungsinya dalam upacara berjenjang yang gunanya untuk pengobatan. Tarian ini dibawakan satu orang yang berperan sebagai dukun (pawang). Orang ini menari dengan gerakan-gerakan untuk menyerupai orang untuk pengobatan. Lokasi kesenian ini di Desa Mentuda, Kecamatan Lingga, Provinsi Kepri.

Tahun 2017, Upacara Berjenjang diusulkan jadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia. Dari 23 karya budaya yang diusulkan Provinsi Kepri, hanya satu karya budaya yang lolos, yakni upacara berjenjang dari Lingga. “Berjenjang yang pasti lolos. Satu lagi tarian inai masih menunggu proses verifikasi,”kata Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya
Kepri, Toto Sucipto.

Kata Toto, karya budaya lain memiliki sejumlah kelemahan dalam pengusulan, diantaranya data kajian atau referensi kurang, termasuk kekurangan dari segi video dan foto. Kepri tahun 2017 ini, katanya banyak mengusulkan karya budaya berupa kuliner. Karya budaya yang diusulkan itu adalah tradisi Talam Dua Muka, bejenjang, Ratif Saman, Menyemah Laut, Mandi Syafar, Tari Inai, Lempeng Sagu/ Tumpik. Selain itu, juga diusulkan Lakse Kuah, Serampang, Nasi Dagang, Jaring, kelong, Lambok, Deram-deram, Tembuse, Roti Belauk, Roti Kirai, Tepung Gomak, Kole-Kole, dan Laksemana Mengamok.

Empat provinsi diwilayah kerja Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri mengusulkan 74 karya budaya untuk ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia tahun 2017. Kepri mengusulkan 23 karya budaya, Riau 27 karya budaya, Jambi 12 karya budaya dan Bangka Belitung 12 karya budaya.