Rapat Koordinasi Teknis Kebudayaan (Rakornis) merupakan salah satu program kerja BPNB Kalimantan Barat. Kegiatan ini dilakukan untuk mensinergikan program-program pelestarian dan pemajuan kebudayaan baik yang akan dilakukan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
Kegiatan Rakornis se-Kalimantan yang dilaksanakan selama 3 (tiga) hari ini berlangsung di Hotel Aquarius, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tanggal 4-6 Maret 2019. Kegiatan Rakornis pada tahun ini merupakan kerjasama yang dilakukan 2 UPT di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan Barat dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Kalimantan Timur.
Kegiatan yang mengangkat tema “Membangun Sinergitas dalam Upaya Pemajuan Kebudayaan dan Pelestarian Cagar Budaya di Kalimantan” diikuti oleh 75 peserta yaitu UPT Kemdikbud dan dinas yang membidangi kebudayaan terdiri dari Balai Bahasa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan sebagainya.
Hari pertama kegiatan Rakornis yaitu acara pembukaan, yang diisi dengan Tari Saok dan Tari Mandau dari Sanggar Tunjung Nyaho. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa. Kemudian dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia, dalam hal ini disampaikan oleh Kasi PPP BPCB Kalimantan Timur, Drs. Budi Istiawan. Dalam laporannya, beliau mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah beserta jajarannya yang sudah membantu memfasilitasi kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. Beliau mengharapkan sekali dengan adanya Rapat Koordinasi Kebudayaan ini akan terjalinnya komunikasi antara pemerintah pusat dalam hal ini UPT kebudayaan baik Balai Pelestarian Cagar Budaya, Balai Pelestarian Nilai Budaya dan Balai Bahasa yang dapat bersinergi didalam memajukan kebudayaan.
Acara selanjutnya sambutan dari Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Dra. Sri Hartini, M.Si. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pemajuan pelestarian cagar budaya akan dapat tercapai melalui sinergitas antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan terutama masyarakat. Selain itu, pesannya tantangan pembangunan kebudayaan yang akan datang tentunya merupakan tugas kita semua yaitu dengan melihat situasi kondisi masa lalu, masa kini dan kemudian bagaimana melihat situasi masa depan. Ada dua hal yang sangat penting yang perlu nanti kita terjemahkan, yang kita lakukan dan kita perkirakan yaitu bagaimana melakukan kebhinnekaan, toleransi dan gotong royong sebagai modal dasar dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Tantangan yang kedua adalah bagaimana kita untuk meningkatkan peran kebudayaan Indonesia dalam pembangunan nasional dan perkembangan peradaban ke depan, tuturnya.
Penampilan Tarian Borneo Menari merupakan acara selanjutnya, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah, Dr. Guntur Talajan SH., M.Pd. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah yang diwakili oleh Sekretaris Daerah, Fahrizal Fitri, S.Hut, MP, sekaligus membuka kegiatan Rakornis yang ditandai dengan meniup alat musik tradisional Kalimantan Tengah. Dalam sambutannya Gubernur menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai tuan rumah kegiatan Rakornis. Menurutnya, budaya merupakan proses dari suatu cara hidup budaya berkembang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Kita berharap kebudayaan ini dapat terus berkembang, pesannya. Selesai pembukaan, acara dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi yang disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Dra. Sri Hartini, M.Si.
Hari kedua dilanjutkan dengan sesi penyampaian materi oleh narasumber yaitu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Tengah. Kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Kepala BPNB Kalimantan Barat, Kepala BPCB Kalimantan Timur dan Kepala Balai Arkeologi Kalimantan Selatan. Dan dilanjutkan dengan sesi dialog dengan peserta Rakornis. Dan acara terakhir penyampaian rumusan oleh tim perumus.
Pada hari ketiga adalah penutupan dan persiapan kepulangan peserta Rakornis dari seluruh wilayah Kalimantan.