Songket Sambas, Sebuah Karya Budaya Masyarakat Sambas

0
2493

Songket merupakan salah satu jenis kain khas Indonesia yang sudah terkenal di mancanegara. Salah satunya Tenun Songet Sambas. Tenun songket Sambas merupakan salah satu kerajinan tradisional masyarakat pesisir pantai utara Kalimantan Barat. Songket yang dikenal masyarakat setempat dengan Kain Lunggi atau disebut juga Kain Bannang Ammas ini dikarenakan terbuat dari benang yang berwarna kuning keemasan dan masih dikerjakan secara tradisional.

Sebelum melaksanakan proses menenun, penenun songket umumnya dilakukan oleh kaum wanita baik ibu rumah tangga maupun remaja putri. Dalam proses menenun, ada beberapa yang harus dilakukan, yaitu :

  1. Tahap Menyiapkan Benang

Persiapan yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah benang yang akan dipergunakan. Beberapa alat yang dipergunakan dalam memproses benang, diantaranya :  

  1. Tarauan adalah  alat yang berbentuk roda pemutar, dipakai untuk menggulung benang yang masih berbentuk gelondongan ataupun benang yang masih berbentuk tukalan;
  2. Peleting berupa bambu kecil yang agak panjang sebagai tempat penyimpanan gulungan benang sebagai pembentuk pakan;
  3. Ani’an adalah alat penyusun benang yang ada di dalam kolong;
  4. Tandaian merupakan alat berbentuk papan yang berfungsi untuk menyimpan benang yang telah disusun atau ditatar dan sudah siap untuk dibentangkan diatas perumahan tenun atau dibuat longsen. Selanjutnya, benang-benang tersebut digulung kedalam peleting atau kolongan;
  5. Luwing adalah roda pemutar yang fungsinya sama dengan tarauan namun berbentuk lebih kecil jika dibandingkan dengan tarauan;
  6. Kolong berbentuk bulat panjang kecil, yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gulungan emas yang telah ditarau.
  • Proses menenun

Dalam proses menenun ini dilakukan dengan menggunakan beberapa alat, yaitu :

  1. Menggunakan alat terbuat kayu yang disebut Gedongan. Gedongan ini terdiri dari beberapa bagian yang saling menunjang sama lain.
  2. Longsen adalah alat untuk menyimpan susunan benang-benang.
  3. Tandaian, alat yang terbuat dari sebilah papan dan ukurannya disesuaikan dengan lebar kain yang dikehendaki. Selanjutnya benang yang ada di dalam tandaian dihubungan dengan benang sisa yang ada pada balok pase.
  4. Balok pase adalah alat tempat untuk menyimpan atau meletakkan benang sisa yang yang dipergunakan untuk menghubungkan benang di dalam tandaian. Apabila benang dan peralatan lainnya sudah siap, maka proses menenun sudah siap untuk dikerjakan.

Adapun langkah-langkah dalam menenun Songket Sambas, yaitu :

  1. Menarrau yaitu proses menggulung benang ke dalam bilah-bilah peleting atau kolong-kolong.
  2. Mengani yaitu proses penyusunan benang-benang ke dalam longsen. Setelah di ani’ benang tersebut disusun dan digulung kembali dalam tandaian sesuai ukuran yang dikehendaki.

Apabila benang dan peralatan lainnya sudah siap, maka proses menenun sudah siap untuk dikerjakan.

Jelas tampak keragaman dan keindahan motif pada Songket Sambas yang banyak menggambarkan   kekayaan alam dengan aneka jenis tumbuhan dan sulur-suluran yang hidup di wilayah itu, diantaranya motif  Pucuk Rebung, Tabur Melati, Tabur Bintang, Bunga Tanjung, Bunga Malek, Serong Pita Berbunga, Serong Parang Manang. Motif-motif tersebut merupakan refleksi dari nilai-nilai budaya masyarakat setempat yang kebanyakan berhubungan dengan flora yang hidup dalam lingkungan alam masyarakat Sambas.

Sekedar informasi, di Kabupaten Sambas terdapat beberapa sentra Produksi Tenun Songket Sambas.

(Dikutip : Booklet “Songket Sambas : Tradisi & Identitas. Karya Asnaini Mardjani, dkk)