Rabu (30/11/2022), Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII menerima kunjungan mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak. Kedatangan mereka dimaksudkan dalam rangka mengadakan observasi dan wawancara. Disambut oleh KPA Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII, Dra. Hendraswati; Dra. Lisyawati Nurcahyani, M.Si., (Pamong Budaya Ahli Madya Bidang Kesejarahan) dan Any Rahmayani, S.S., (Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Kesejarahan), mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ini langsung menuju Aula BPNB Provinsi Kalimantan Barat.
Dalam sambutannya, Dra. Hendraswati sangat senang atas kunjungan dari mahasiswa yang ingin mengetahui layanan publikasi yang ada di Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII. Dalam kesempatan yang sama, beliau juga memperkenalkan kepada mahasiswa SDM sejarah yang ada dan pada tanggal 1 November 2022 BPNB Provinsi Kalimantan Barat telah berganti nama menjadi BPK Wilayah XII.
Usai sambutannya, mahasiswa yang berjumlah 36 orang kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menuju perpustakaan. Di perpustakaan mereka diterima oleh Any Rahmayani S.S., yang didampingi Dra. Asnaini (Pamong Budaya Ahli Muda Bidang Kesejarahan), dan staf perpustakaan. Sedangkan kelompok kedua langsung menuju gedung bioskop. Disana mereka diterima Dra. Lisyawati Nurcahyani, M.Si., yang didampingi Tutup Kuncoro, S.Sn. (Pengelola Data Nilai Budaya). Setelah selesai kemudian kedua kelompok bertukar tempat.
Bertempat di perpustakaan para mahasiswa selain mendapatkan penjelasan diantaranya mengenai buku-buku yang ada di perpustakaan baik sejarah, budaya, dan manuskrip, katalog online yang dimiliki perpustakaan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XII, mereka juga melakukan tanya jewab terkait dengan tugas Mata Kuliah Teori dan Metodologi Sejarah. Akhir kunjungan di perpustakaan, mereka diberikan buku hasil penelitian bagi yang bisa menjawab pertanyaan. Sedangkan di gedung bioskop mereka diputarkan film sejarah yang berjudul Ketika Bung di Ende. Film ini menceritakan bagaimana perjuangan Bung Karno beserta keluarganya selama masa pengasingannya di Ende serta secara tidak langsung bagaimana Bung Karno menggali Pancasila di kota tersebut.