KONGRES KEBUDAYAAN DAERAH KALIMANTAN BARAT IV; GLOBALISASI DAN STRATEGI MENUJU INDONESIA YANG BERKEPRIBADIAN DALAM BUDAYA

0
1291

DSC_0093

KUBU RAYA – Persoalan yang tengah dihadapi oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah derasnya arus perubahan-perubahan sosial budaya yang begitu cepat. Terutama karena ekses globalisasi yang didukung oleh pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga, akses satu sama lain menjadi semakin lebih terbuka, sementara kontak-kontak antar budaya menjadi semakin meningkat intensitasnya. Pada gilirannya, penyebaran ide-ide, gagasan, atau bahkan nilai-nilai baru menjadi begitu masif terjadi, meski terkadang justru bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang ada pada masyarakat Indonesia. Demikian mengutip laporan pelaksanaan yang dibacakan oleh ketua panitia dihadapan para undangan, peserta, dan nara sumber seminar dalam pembukaan kongres kebudayaan IV Kalimantan Barat di Kabupaten Kubu Raya, 2 – 5 Desember 2014.

Dibuka langsung oleh Staf Ahli Gubernur bidang Ekonomi dan Keuangan, Yusri Zainudin yang mewakili Gubernur Kalimantan Barat karena berhalangan hadir, Kongres kebudayaan IV Kalimantan Barat ini juga dihadiri langsung oleh Bapak Prof. Kacung Marijan, P.hd, sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam kata sambutan dan arahannya, Dirjend Kebudayaan mengatakan bahwa globalisasi memang tidak semata menyangkut tentang ide-ide atau gagasan berupa rasionalisasi dan modernisasi, demokrasi dan penghargaan terhadap HAM, atau tentang gagasan keterbukaan informasi dan bentuk-bentuk peradaban yang dianggap humanis lainnya. Namun juga menyangkut tentang gagasan nilai-nilai atau idiologi praksis yang sama sekali baru bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, Beliau menyambut baik tema yang diusung dalam Kongres Kebudayaan IV Kalimantan Barat tahun 2014 ini, yaitu “globalisasi dan strategi menuju Indonesia yang berkepribadian dalam budaya”.

DSC_0117

Dihadiri sekitar 80 peserta yang mewakili Dinas terkait dari pemerintah Kabupaten Kota se-Kalimantan Barat, perwakilan majelis-majelis adat dan budaya se-Kalimantan Barat, unsur Perguruan Tinggi, budayawan, sejarawan dan sebagainya, Kongres kebudayaan IV ini juga menghadirkan empat nara sumber nasional dan tiga nara sumber lokal dalam seminar yang juga menjadi bagian dari rangkaian kegiatan. Antara lain adalah Prof. Dr. Sri Hastanto, Guru Besar ISI Surakarta yang sekaligus juga mantan Dirjen kebudayaan, Prof. Dr Bambang Purwanto, Guru Besar Sejarah UGM Jogjakarta, Dr. Mukhlis PaEni, Ketua Lembaga Sensor Film, dan Dr. Pujo Semedi, sebagai pemerhati Kalimantan Barat yang sekaligus juga pengajar dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM Jogjakarta. Sementara pembicara lokal adalah pakar etno linguistik Kalbar, Prof. Dr. Chairil Effendi, pemerhati pendidikan, Dr Aswandi, dan Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Kalimantan Barat, Drs. Stefanus Masiun.

Rumusan-rumusan seperti; strategi kebudayaan daerah (lokal) dalam menghadapi globalisasi dan pengaruhnya, identitas kebudayaan daerah Kalimantan Barat dalam keragaman budaya Indonesia, dan strategi perlindungan, pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah melalui teknologi informasi dan pemanfaatannya, menjadi rekomendasi yang dihasilkan oleh tiga komisi pembahasan dalam kongres kebudayaan ke IV ini. Termasuk juga rekomendasi pelaksanaan Kongres kebudayaan V di Kabupaten Bengkayang tahun 2016, serta usulan untuk menselaraskan kegiatan Kongres kebudayaan Kalimantan barat ke depan dalam agenda program kerja sejenis Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Selain akan dikirim kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana permintaan Prof. Kacung Marijan, P.hd dalam arahan sambutan sebelumnya, hasil rekomendasi ini juga akan dikirim kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan barat, dan semua unsur peserta yang hadir dalam Kongres kebudayaan IV Kalimantan Barat. Sehingga, diharapkan masukan-masukan dari hasil rekomendasi Kongres IV ini menjadi bagian yang akan menentukan kebijakan strategi kebudayaan daerah Kalimantan Barat ke depan. (adm)