Bertepatan dengan Hari Pahlawan (10/11/2017) SMA Santa Maria Nanga Pinoh mengadakan pementasan teater dengan judul “Namaku Melawi” di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Melawi.
Wakil Kepala Sekolah SMA Santa Maria Lambertus Oky mengatakan bahwa pementasan teater ini merupakan salah satu bentuk kontribusi anak-anak muda Melawi khususnya SMA Santa Maria untuk memberi arti pada nilai-nilai kepahlawanan yang ditunjukkan lewat kegiatan seni budaya. Ia mengatakan bahwa kegiatan ini sendiri merupakan kolaborasi beberapa kegiatan ekstrakurikuler seni budaya yang ada di SMA Santa Maria, yaitu: teater, seni tari, paduan suara, musik modern dan musik tradisional. Baginya pementasan teater ini menjadi sarana mewujudkan ide-ide dan gagasan serta teori yang para siswa dapatkan di kelas, sehingga apa yang dipelajari dapat mereka hadirkan dalam bentuk sebuah karya. Beliau juga berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Melawi yang telah memberi ruang ekspresi bagi anak-anak didik mereka.
Pementasan teater ini juga dihadiri oleh Bupati Melawi Panji, S.Sos yang membuka secara resmi pementasan teater tersebut. Dalam sambutannya beliau pertama-tama berterima kasih kepada SMA Santa Maria yang mempunyai ide untuk mengisi Hari Pahlawan di Melawi ini dengan sebuah pementasan teater dengan judul “Namaku Melawi”. Bagi beliau ini sebuah tema yang luar biasa yang bisa direnungkan bersama di Hari Pahlawan ini, bahwa menjadi pahlawan di Melawi artinya menyadari dirinya sebagai bagian Melawi. Ia berharap semoga lewat teater ini semua yang hadir semakin mampu mendalami dan memaknai arti pahlawan.
Hadir pula dalam pementasan ini para undangan dan siswa-siswi dari beberapa sekolah di Nanga Pinoh. Ibu Astrid Panji, isteri Bupati Melawi yang juga pendukung setia setiap kegiatan teater SMA Santa Maria pun memberikan apresiasi yang tinggi atas pementasan teater kali ini. Ditemui setelah pementasan, ia mengatakan pesan yang disampaikan di teater ini sungguh mengena dan bisa menjadi permenungan bersama untuk masyarakat Melawi.
Pemeran utama dalam teater ini, Putri Puryundari, siswi kelas XII SMA Santa Maria, mengatakan kegembiraan dan kepuasannya atas pementasan kali ini. Baginya berperan sebagai pemeran utama merupakan sebuah tantangan, apalagi dirinya baru ikut dalam ekskul teater ini. Ia bersyukur karena bisa melewatinya dengan baik. Ia berharap pula bahwa sekolah-sekolah lain pun bisa mengikuti jejak SMA Santa Maria untuk menghadirkan teater-teater lain bagi masyarakat Melawi.
Teater “Namaku Melawi” ini terdiri dari empat babak dan berdurasi kurang lebih satu jam tiga puluh menit. Teater ini bercerita tentang seseorang yang bernama Melawi, ia menceritakan situasi hidupnya, bagaimana ia lahir, ia bertumbuh, mimpi-mimpi dan harapannya. Pada mulanya ia merasa hanya dialah satu-satunya bernama Melawi. Seiring berjalannya waktu, lewat pergulatan, lewat ceita-cerita akan mimpi-mimpi dan harapannya, ia menemukan bahwa bukan dia sendirilah yang bernama Melawi. Selain itu, ia menemukan bahwa ada harapan-harapan yang tidak sesuai yang kemudian memunculkan bentrokan dan pertentangan.
Namun dari hal itulah muncul kesadaran baru bahwa Melawi adalah mereka bukan dia seorang saja. Teater “Namaku Melawi” ini tampil dengan pesan-pesan simbolik lewat kata-kata, gerakan, tarian, nyanyian dan musik. Pementasan kali ini juga mencoba menggabungkan seni musik tradisi dan modern lewat beberapa lagu yang mereka tampilkan yang salah satunya merupakan penutup pementasan, “Dari Melawi untuk Indonesia”. Pemetasan teater ini merupakan karya besar siswa-siswi SMA Santa Maria yang melibatkan 109 siswa-siswi yaitu: 29 orang pemain teater, 40 orang penari, 30 orang penyanyi dan 10 pemain musik.
penulis: Hiasintus (penggiat budaya wil. Sintang)