Pembukaan Pameran Manik Borneo 2017 di Sintang

0
930

Museum Kapuas Raya Sintang menjadi tuan rumah Pameran Manik Borneo tahun 2017. Pameran yang akan berlangsung hingga 31 Januari 2018 ini dibuka secara resmi oleh wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, MM pada tanggal 15 November 2017. Bersamaan dengan pembukaan pameran manik ini, diserahkan pula sumbangan buku dari perpustakaan nasional kepada beberapa perpustakaan komunitas di Kabupaten Sintang yang diserahkan oleh Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Dra. Hj. Woro Titi Haryanti, MA.

Wakil Bupati Sintang memyampaikan sambutan pada pembukaan Pameran Manik Borneo 2017

Selain para undangan dari unsur pimpinan daerah Kabupaten Sintang, para delegasi peserta museum, dan tokoh masyarakat, hadir pula dalam pembukaan ini, Kepala Subdirektorat Permuseuman, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Ditjen Kebudayaan Kemdikbud RI, Sri Patmiarsi Retnaningtyas, M. Hum.

Ketua panitia penyelenggara Dra. Siti Musrikah, M.Si mengatakan bahwa pameran ini merupakan bentuk kerja sama sosial ekonomi dan budaya yang terjalin di antara tiga negara yang berada di wilayah Borneo yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Setelah tahun 2016 menjadi tuan rumah Wastra Borneo kali ini Sintang menjadi tuan rumah Manik Borneo 2017. Beliau berharap agar pameran ini dapat memperkaya wawasan bagi pengunjung dan generasi muda terhadap kekayaan budaya khususnya di pulau Borneo.

Penyerahan bantuan buku dari Perpustakaan Nasional

Sedangkan Wakil Bupati dalam sambutannya pertama-tama menyatakan kebanggaannya karena Sintang boleh menjadi tuan rumah untuk pameran manik kali ini. Ia berharap agar pameran manik ini akan lebih mempererat kerja sama antar museum penyelenggara dan juga kerja sama antar negara dalam berbagai bidang khususnya budaya yang sudah terjalin baik. Ia yakin bahwa budaya dapat menjadi pemersatu budaya antarbangsa sehingga tepatlah tema yang diangkat dalam pameran kali ini ‘Butiran Manik Merangkai Warisan Budaya Antarbangsa’. Ia menambahkan pula bahwa kekayaan manik-manik yang ada di Pulau Borneo yang tersaji lewat pameran ini semoga bisa menjadi sumber pembelajaran dan sarana untuk menggali pengetahuan akan keanekaragaman dan fungsi sosialnya dalam kehidupan masyarakat terutama di Borneo.

Terkait dengan sumbangan buku dari Perpustakaan Nasional, Askiman berharap semoga buku-buku sumbangan itu dapat memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang budaya, sosial dan berbagai bidang lainnya bagi masyarakat Sintang pada umumnya dan generasi muda pada khususnya.

Pemukulan alat musik ketebung menandai dibukanya pameran secara resmi

Pameran manik Borneo sendiri sudah dimulai sejak tahun 2010 dan yang menjadi tuan rumah adalah Museum Provinsi Kalimantan Barat. Pameran kali ini yang diselenggarakan di Sintang pada tahun 2017 ini merupakan penyelenggaraan ke-8 yang pamerannya diikuti oleh sembilan museum, delapan dari Pulau Borneo (Museum Sabah, Museum Serawak, Museum Brunei, Museum Negeri Kalimantan Barat, Museum Mulawarman Kalimantan Timur, Museum Belanga Kalimantan Tengah, Museum Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan, dan Museum Kapuas Raya Sintang) dan satu dari Pulau Jawa (Museum Ranggawarsita, Jawa Tengah). Namun dua delegasi yaitu Sabah dan Brunei Darussalam tidak bisa hadir dalam pembukaan pameran kali ini.

Dalam rangkaian pembukaan ini pula, pada pertemuan para kepala museum wilayah Kalimantan disepakati kepengurusan yang baru dari Asosiasi Museum Wilayah Kalimantan yaitu: Ketua, Dra. Siti Musrikah, M.Si dan Sekretaris, Ikhlas Budi Prayogo.

penulis: Hiasintus (penggiat budaya kemdikbud wil. Sintang)