Medan-Kamis (26/12), Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) kembali menggelar kegiatan Seminar Hasil Penelitian ke-2, sebagai lanjutan dari Seminar Hasil Penelitian pertama yang telah digelar di Kota Banda Aceh. Bertempat di Aula Hermes Palace Hotel Medan, Jl. Pemuda No.22, Kelurahan AUR, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, kegiatan seminar berjalan dengan baik hingga selesai pada hari itu juga.

Sebagaimana gelaran Seminar Hasil Penelitian pertama yang dilaksanakan di Kota Banda Aceh, demikian juga pada Seminar Hasil Penelitian ke-2 ini, tiga penelitian yang dilaksanakan sepanjang tahun 2019 dengan lokus Provinsi Sumatera Utara dipaparkan dihadapan para peserta seminar yang berasal dari kalangan akademisi. Adapun ketiga judul penelitian yang diseminarkan tersebut adalah: Ragam dan Makna Gerak Tari Dulang; Tradisi Sihali Aek; dan Kajian Lagu-lagu Pada Masa Perjuangan: Pencipta, Struktur Musik, Makna Teks, dan Fungsinya di Sumatera Utara.

Pada Seminar Hasil Penelitian ke-2 ini, mengundang dua narasumber yakni: Prof. riset. Dr. Dwi Purwoko, M.Si. (Peneliti LIPI Bidang Humaniora) dan Prof. Dr. Robert Sibarani, MS. (Guru Besar Tetap Fakultas Budaya Universitas Sumatera Utara). Kedua narasumber ini memberikan kritik membangun serta masukan demi kesempurnaan ketiga hasil penelitian tersebut.

Sebagaimana tujuan dilaksanakannya seminar ini di Kota Medan, pada akhirnya terpenuhi juga. Terjadi diskusi menarik sepanjang perjalanan kegiatan seminar. Sejalan dengan pernyataan dan harapan Kepala BPNB Aceh, Irini Dewi Wanti, SS., MSP., yang disampaikan melalui Koordinator Jabatan Fungsional (KJF) BPNB Aceh, Essi Hermaliza, bahwa kedepan tahapan demi tahapan penelitian yang mengambil lokus pada kawasan yang masuk kepada wilayah Provinsi Sumatera Utara, akan dilaksankan di Provinsi Sumatera Utara, semisal Kota Medan tempat dilaksanakannya kegiatan seminar ini. Hal ini untuk menjaring informasi-informasi serta masukan-masukan membangun demi menguatkan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Selama ini, dirasakan kurang ketika sebuah penelitian yang dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara diseminarkan di Kota Banda Aceh. Bisa dikatakan tidak ada informasi maupun masukan dari para peserta seminar dikarenakan ketidaktahuan mereka tentang sejarah dan budaya di Sumatera Utara.

Pada akhirnya, sembilan hasil penelitian (enam di Aceh dan tiga di Sumatera Utara) yang telah dilaksanakan oleh BPNB Aceh sepanjang tahun 2019 ini telah selesai diseminarkan. Tinggal menunggu perbaikan laporan dari tim peneliti yang terlibat pada setiap judul penelitian, dan kemudian akan diterbitkan dalam bentuk buku, jurnal, buletin, booklet, dan leaflet.

Artikel: Miftah Nasution

Foto: Teuku Rijalul