Samalanga-Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menggelar kegiatan Penguatan Nilai Kebangsaan (PENA BANGSA) 2019 di Samalanga, Kabupaten Bireuen. Bertempat di Komplek Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (Dayah MUDI), kegiatan ini dilaksankan selama empat hari sejak dibuka pada Minggu, tanggal 27 Oktober 2019 sampai dengan penutupan pada tanggal 30 Oktober 2019.
Mengangkat tema “Pesantren dan Nilai Kebangsaan:Merawat Ingatan Sejarah Untuk Memperkokoh Keindonesiaan”, kegiatan ini dirasa tepat dilaksanakan di pesantren. Untuk mereview kembali ingatan kita, sebagai sebuah bangsa, bahwa betapa besar sumbangsih kaum pesantrian di bawah komando para Ulama dalam memerdekakan Indonesia. Bukan saja ide dan gagasan, materi, pun bukan saja perasaan, akan tetapi juga tetes darah, keringat, dan air mata telah mereka tumpahkan bagi kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan ini terasa pas dan tepat dilaksanakan di tengah-tengah persepsi yang terbangun di tengah-tengah masyarakat dan bangsa saat ini, yang mengidentikkan cara berpakaian ala Pesantren sebagai kelompok yang terpapar RADIKALISME. Isu-isu yang entah dari mana asalnya yang menuduh adanya kelompok-kelompok berpakaian ala pesantren yang akan menggantikan Pancasila dengan sistem Khilafah. Walau pada kenyataannya, tidak ada satupun yang berani menyebutkan nama, siapa kelompok tersebut, semakin kemari isu ini semakin memanas. Dan ini sangat menyakitkan hati sebagian besar ummat Islam yang sejak 74 tahun silam telah bersepakat dengan Lima Sila Pancasila. Pancasila sudah FINAL!
Pada kegiatan PENA BANGSA 2019 ini, Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) juga turut serta mengisi kegiatan pameran yang berlangsung selama kegiatan. Pada pameran kali ini, BPNB Aceh, memamerkan karya-karya tulisan para Peneliti BPNB Aceh dalam bentuk buku, jurnal, buletin, dan leaflet bertemakan tentang keIslaman. Selain itu, BPNB Aceh juga memamerkan kitab-kitab kuno karya para Ulama besar Aceh di masa lalu. Juga pernak-pernik peninggalan zaman keemasan di masa kesultanan dahulu, masa-masa kejayaan Islam di Nusantara.
Selain kegiatan pameran dengan tema sejarah, ada juga kegiatan seminar bertajuk Halaqoh Kebangsaan dan kegiatan lomba Esai Kebangsaan yang diikuti oleh Teungku (ustadz) dan para santri/santriyah.
Artikel: Miftah Nasution
Foto: Muharniati & Cut Zahrina